Contents
Apa itu: Modal fisik (physical capital) mengacu pada alat buatan manusia untuk membantu produksi. Ekonom mengklasifikasikannya sebagai salah satu faktor produksi. Contoh modal fisik adalah adalah bangunan, kendaraan, mesin, dan peralatan. Dalam sebuah laporan keuangan, anda dapat menemukan komponennya dalam akun aset tetap atau property, plant, and equipment (PP&E).
Mengapa modal fisik penting
Modal fisik adalah penting karena meningkatkan produktivitas, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan output potensial. Dalam ilmu ekonomi, modal adalah salah satu faktor produksi selain tanah, tenaga kerja dan kewirausahaan.
Ekonom secara khusus merujuk modal sebagai modal fisik karena secara langsung berguna untuk proses produksi. Misalnya, pembuat mobil memanfaatkan mesin dan robot untuk memasang rangka mobil. Mereka menggunakan kendaraan untuk mengangkut bahan baku dan output akhir.
Ekonom mengecualikan modal keuangan karena perusahaan tidak dapat menggunakannya secara langsung untuk menghasilkan barang dan jasa. Melainkan, kita harus mengkonversi modal keuangan menjadi modal fisik, misalnya dengan membeli mesin produksi.
Ketersediaan modal fisik adalah salah satu penentu kapasitas produksi suatu perusahaan dan perekonomian. Singkat cerita, pasokannya menentukan potensi output yang dihasilkan. Misalnya, ketika memiliki lebih banyak mesin, perusahaan dan perekonomian dapat menghasilkan lebih banyak output – lihat model pertumbuhan Solow.
Selain kuantitas modal (stok modal), kapasitas produksi dan output potensial juga tergantung pada kualitas mereka. Dalam hal ini, faktor teknologi berperan penting. Dengan mesin berteknologi lebih canggih, kita dapat menghasilkan lebih banyak output menggunakan jumlah input yang sama. Atau, kita dapat menghasilkan output yang sama tapi lebih cepat.
Perbedaan antara modal fisik dengan modal keuangan dan modal manusia
Modal fisik berbeda dari modal keuangan maupun modal manusia dalam hal substansi fisik mereka maupun kontribusi mereka dalam produksi.
Modal fisik adalah aset berwujud dan berguna untuk membantu proses produksi. Kita menggunakannya secara langsung untuk membantu menghasilkan output. Tidak seperti bahan baku atau barang setengah jadi, mereka tidak menjadi bagian dari output akhir.
Modal keuangan adalah sumber daya ekonomi, diukur dalam bentuk uang, untuk membeli segala keperluan dalam menghasilkan produk. Melaluinya, perusahaan dapat membeli mesin dan kendaraan. Mereka juga dapat menggunakannya untuk membeli bahan baku dan menggaji tenaga kerja.
Contoh modal keuangan diantaranya adalah kas di tangan, deposito di bank dan investasi di surat berharga. Mereka berkontribusi secara tidak langsung dalam proses produksi. Maksud saya, perusahaan tidak dapat menggunakannya untuk membuat produk layaknya seperti mesin atau peralatan produksi.
Selanjutnya, modal manusia mengacu pada pengetahuan, bakat, keterampilan dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri seseorang. Mereka tidak memiliki substansi fisik tetapi penting bagi produktivitas tenaga kerja. Investasi dalam pendidikan dan keterampilan adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas modal manusia. Pengalaman juga adalah kontributor lainnya.
Pengaruh stok modal fisik terhadap pertumbuhan ekonomi
Investasi dalam modal fisik adalah pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka panjang. Pengeluaran semacam itu merupakan salah satu komponen pada produk domestik bruto (PDB), selain konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah. Sehingga, jika investasi meningkat, itu akan mendorong pertumbuhan PDB.
Investasi barang modal meningkatkan kapasitas produksi. Itu juga berkontribusi terhadap mendorong efisiensi produksi dan produktivitas tenaga kerja. Peralatan baru biasanya mengadopsi teknologi yang lebih baru dan lebih canggih. Dengan peralatan yang lebih banyak dan lebih berkualitas, pekerja dapat menghasilkan lebih banyak output daripada dengan peralatan yang lebih tua.
Investasi modal selama siklus bisnis
Selama ekspansi ekonomi, bisnis melihat permintaan yang kuat dan prospek keuntungan yang lebih baik. Mereka kemudian memanfaatkan modal fisik mereka lebih intensif. Jika mereka mengharapkan permintaan untuk terus tumbuh, mereka akan membeli aset modal baru karena aset yang ada saat ini telah digunakan sepenuhnya. Dengan peralatan baru, mereka dapat memproduksi lebih banyak barang dan menghasilkan lebih banyak uang.
Ketika siklus ekonomi mencapai puncaknya, tingkat pertumbuhan investasi bisnis melambat. Meningkatkan produksi tidak menguntungkan karena prospek permintaan melemah. Beberapa perusahaan mulai berhenti memesan peralatan baru.
Selanjutnya, selama kontraksi ekonomi, pengeluaran modal biasanya berkurang. Bisnis melihat prospek permintaan untuk produk mereka memburuk. Situasi tersebut menekan penjualan dan keuntungan mereka. Mereka mulai merampingkan operasi. Pemanfaatan fasilitas produksi menjadi kurang intensif. Mereka juga membatalkan pesanan yang sudah ada karena mereka tidak perlu memperluas kapasitas produksi.
Terakhir, paska keluar dari fase palung dan berada pada awal pemulihan ekonomi, bisnis tidak serta merta meningkatkan investasi. Mereka cenderung berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Pemulihan ekonomi mungkin berlanjut ke ekspansi. Namun, itu mungkin juga dapat bergerak ke arah kontraksi.
Sehingga, di awal pemulihan ekonomi, bisnis lebih suka memesan peralatan ringan untuk meningkatkan produktivitas. Mereka juga merekrut tenaga kerja temporer untuk memenuhi peningkatan permintaan alih-alih tenaga kerja permanen. Alternatifnya, mereka juga dapat meningkatkan lembur. Ketika permintaan mengarah ke pertumbuhan yang lebih kuat dan berkelanjutan, bisnis kemudian mulai berinvestasi di barang modal.
Pengaruh tabungan terhadap investasi modal fisik
Tingkat tabungan memberikan gambaran ke anda seberapa besar pasokan dana yang dapat dipinjamkan (loanable funds) di dalam perekonomian. Tabungan mengalir ke beberapa instrumen keuangan seperti saham, obligasi maupun deposito bank. Itu pada akhirnya mengalir ke beberapa sektor makroekonomi, termasuk ke sektor bisnis.
Di sisi permintaan, perusahaan membutuhkan dana untuk membeli barang modal untuk meningkatkan kapasitas produksi. Mereka meminjam ke bank, menerbitkan saham atau obligasi untuk mengumpulkan uang.
Penawaran dan permintaan uang tersebut terjadi di pasar keuangan. Singkat cerita, tingkat tabungan yang lebih tinggi meningkatkan pasokan dana yang dapat dipinjamkan di dalam perekonomian. Itu mendorong suku bunga turun karena likuiditas melimpah.
Penurunan suku bunga membuat biaya pendanaan lebih murah dan menarik bisnis untuk mengumpulkan uang. Mereka dapat menggunakannya untuk membiayai investasi modal seperti membangun pabrik atau membeli mesin baru. Karena suku bunga turun, biaya investasi menjadi lebih murah, meningkatkan kelayakannya.
Paradoks penghematan (paradox of thrift).
Paradoks ini menjelaskan ke anda, tingkat tabungan yang lebih tinggi tidak selalu mendorong investasi modal. Situasi ini biasanya terjadi selama masa depresi, di mana permintaaan agregat jatuh.
Suku bunga bukanlah satu-satunya alasan bisnis berinvestasi. Permintaan adalah faktor utama lainnya yang mempengaruhi keputusan investasi. Suku bunga mempengaruhi biaya investasi. Semenetara itu, permintaan mempengaruhi pendapatan. Biaya dan pendapatan pada akhirnya berdampak pada keuntungan.
Tujuan akhir perusahaan berinvestasi di barang modal adalah untuk memenuhi peningkatan permintaaan. Mereka menambah mesin atau membangun fasilitas produksi yang baru untuk meningkatkan output. Dengan begitu, mereka dapat menghasilkan lebih banyak penjualan dan pendapatan.
Tapi, jika permintaan jatuh, bisnis tidak memiliki alasan untuk meningkatkan output dan berinvestasi di barang modal. Peningkatan output hanya akan menghasilkan ekses pasokan di pasar, mendorong turun harga, dan memperburuk keuntungan.