Contents
Apa itu: Ekonomi klasik baru (new classical economic) adalah evolusi dari mazhab ekonomi klasik dan menggunakan pendekatan ekonomi mikro neoklasik untuk menjelaskan fenomena ekonomi makro. Itu menekankan pada maksimisasi utilitas dan ekspektasi rasional dari agen ekonomi. Kita menyebutnya juga sebagai makroekonomi klasik baru.
Ekonom klasik baru adalah pendukung pasar bebas. Mereka mendorong privatisasi, pengurangan kekuatan serikat buruh, dan reformasi pasar tenaga kerja.
Mereka adalah penerus dari ekonom klasik, tetapi sedikit berbeda dalam beberapa hal. Misalnya, ekonom klasik memandang harga produk berasal dari biaya bahan ditambah biaya tenaga kerja. Sedangkan, ekonom klasik baru melihat harga tergantung pada persepsi konsumen terhadap nilai suatu produk. Jika konsumen memandang sebuah produk memiliki nilai tinggi dan memuaskan mereka, mereka bersedia membeli pada harga yang tinggi. Sebaliknya, jika tidak, produk tidak berharga untuk dibeli.
Kontributor ekonomi klasik baru
Aliran ekonomi klasik baru muncul pada awal tahun 1970-an melalui karya Robert Lucas. Itu berkembang di Universitas Chicago dan Minnesota. Beberapa nama ekonom klasik baru adalah:
- Thomas Sargent
- Neil Wallace
- Edward Prescott
- Finn E. Kydland
Dua yang terakhir kemudian mengembangkan model siklus bisnis riil (RBC). Teori ini menjelaskan bahwa siklus bisnis terjadi karena masalah fundamental di sisi penawaran agregat. Guncangan eksternal seperti inovasi teknologi bertanggung jawab atas fluktuasi acak dalam tingkat produktivitas dan menggeser tren pertumbuhan konstan ke atas atau ke bawah.
Perbedaan antara ekonomi klasik baru dengan Keynesian
Ekonom klasik baru adalah pendukung pasar bebas. Mereka menyarankan pemerintah untuk tidak campur tangan dalam perekonomian. Mereka percaya perekonomian akan menuju keseimbangannya sendiri dan cenderung bertahan dalam jangka panjang.
Mekanisme internal dalam perekonomian akan secara otomatis membawa ekuilibrium kembali ke output potensial. Itu berjalan melalui penyesuaian upah dan harga.
Pembuat kebijakan harus memastikan koreksi otomatis terjadi, daripada terlibat dalam kebijakan fiskal dan moneter aktif. Diantara saran kebijakan ekonom klasik baru adalah melalui reformasi pasar tenaga kerja, memacu inovasi melalui kewirausahaan, dan memastikan perekonomian beroperasi di bawah pasar bebas. Itu semua penting untuk mempengaruhi penawaran agregat.
Sebaiknya, Keynesian memandang pemerintah perlu campur tangan. Ketika resesi atau depresi ekonomi berlangsung, perekonomian tidak akan menuju ekuilibriumnya dan pulih dengan sendirinya. Sektor swasta tidak cukup kuat untuk menggerakkan perekonomian. Mereka adalah rasional. Ketika ekonomi jatuh, pendapatan dan keuntungan turun. Sektor rumah tangga dan bisnis tidak akan bersedia meningkatkan konsumsi dan investasi selama periode tersebut.
Selanjutnya, ekonom Keynesian baru mengkritik sejumlah asumsi ekonomi klasik baru. Harga dan upah cenderung kaku. Keduanya mungkin mudah untuk dinaikkan tetapi tidak untuk diturunkan karena faktor seperti kontrak kerja. Selain itu, sebagian besar pasar juga beroperasi di bawah pasar persaingan tidak sempurna alih-alih persaingan sempurna sebagaimana anggapan ekonom klasik baru.
Teori ekonomi klasik baru
Berikut adalah beberapa pemikiran dari ekonom klasik baru.
Pasar bebas. Pemerintah tidak boleh campur tangan dalam perekonomian melalui kebijakan fiskal atau moneter. Ekonomi mengatur dirinya sendiri melalui penyesuaian upah dan harga.
Siklus bisnis. Ekonom klasik baru memandang, siklus bisnis terjadi karena masalah dalam penawaran agregat. Guncangan dari faktor eksternal menyebabkan pergeseran pasokan agregat jangka panjang dan perubahan dalam produktivitas ekonomi.
Siklus bisnis adalah fenomena jangka panjang. Ekonom klasik mengasumsikan perekonomian berada pada atau di dekat potensi output potensialnya. Pasang dan surut perekonomian terjadi bukan karena perubahan permintaan agregat melainkan karena perubahan penawaran agregat jangka panjang. Itu mungkin terjadi akibat guncangan harga bahan baku (seperti lonjakan harga minyak) atau inovasi teknologi, yang mana mempengaruhi output potensial.
Karena alasan tersebut, kebijakan fiskal dan moneter tidak efektif karena keduanya mempengaruhi permintaan agregat, bukan penawaran agregat. Mereka berargumen perekonomian akan menuju lapangan kerja penuh dan ekuilibriumnya yang baru melalui penyesuaian harga dan upah.
Harga dan upah. Ekonom klasik baru mengasumsikan keduanya adalah fleksibel. Sehingga, variabel moneter (seperti inflasi) tidak berdampak pada produk domestik bruto (PDB) dan pengangguran.
Pasar tenaga kerja dan pasar produk beroperasi di bawah persaingan sempurna. Pelaku ekonomi memiliki informasi ekonomi yang memadai untuk mengantisipasi kondisi perekonomian di masa depan. Ekspektasi semacam itu mempengaruhi perilaku mereka saat ini, termasuk terkait dengan tabungan, investasi, dan pengeluaran. Sehingga, walaupun kita asumsikan pemerintah campur tangan, maka itu hanya akan sia-sia karena mereka sudah tahu apa yang akan terjadi. Itulah alasan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal menjadi tidak efektif.
Pengangguran. Pengangguran adalah fenomena jangka pendek. Ketika tingkat pengangguran tinggi, upah akan menyesuaikan ke bawah. Pekerja menganggur akan mengurangi upah reservasi (tingkat upah terendah di mana mereka bersedia menerima sebuah pekerjaan) dan dapat segera menemukan majikan yang bersedia mempekerjakannya.
Rasionalitas. Pelaku ekonomi mengambil keputusan berdasarkan ekspektasi rasional. Mereka berusaha memaksimalkan utilitas masing-masing. Rumah tangga akan memaksimalkan kepuasan dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Sedangkan, perusahaan akan memaksimalkan keuntungan.
Semua agen ekonomi akan memotivasi dan berperilaku dengan cara yang sama dalam menghadapi fluktuasi ekonomi. Misalnya, ketika perekonomian lesu, perusahaan secara rasional akan menurunkan harga untuk menarik permintaan. Begitu juga, selama periode tersebut, pekerja menganggur akan bersedia menurunkan upah reservasi untuk menemukan majikan. Akhirnya, perekonomian secara bertahap menuju pemulihan.