Akumulasi modal (capital accumulation) adalah proses penambahan stok modal fisik buatan manusia. Modal fisik dapat berupa peralatan, mesin dan bangunan.
Deskripsi tentang “Akumulasi Modal”
Modal fisik adalah faktor produksi penting dalam menghasilkan barang dan jasa. Penambahannya dapat dapat meningkatkan kapasitas produktif sebuah perusahaan/perekonomian dan merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan menengah. Perusahaan mengakumulasi modal melalui investasi. Pendanaanya dapat dari pinjaman bank, penerbitan surat utang atau penerbitan saham.
Dalam dunia investasi, istilah akumulasi modal melibatkan investasi portfolio, yakni pembelian obligasi, saham, mata uang, atau investasi aset fisik seperti rumah dan tanah. Selain dari pembelian aset-aset tersebut, pengembalian dari investasi juga dapat menyebabkan pertambahan modal, khususnya dari keuntungan investasi, sewa, bunga, royalti, atau capital gain.
Kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi
Secara agregat, kita dapat mengukur akumulasi modal dari angka pembentukan modal bruto (investasi bruto) dikurangi depresiasi. Kedua data tersebut tersedia dalam komponen Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan pendekatan pengeluaran.
Tetapi, apakah peningkatan akumulasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang?
Dalam model pertumbuhan ekonomi Harod-Domar, meningkatnya tingkat tabungan memungkinkan lebih banyak investasi. Hal ini pada akhirnya mengarah pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam jangka pendek dan menengah.
Jawabannya masih kontroversial. Beberapa ekonom, seperti Solow bertambahnya modal tidak menghasilkan pertumbuhan yang berkesinambungan dalam jangka panjang, sebagaimana tercermin dari model pertumbuhan Solow.
Melainkan, tingkat pertumbuhan ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan tingkat kemajuan teknis (teknologi). Hal ini karena rasio modal per pekerja diasumsikan mengalami kecenderungan marginal yang semakin menurun. Ketika rasio modal per pekerja telah tinggi (seperti di negara maju), kontribusi penambahan modal terhadap pertumbuhan ekonomi relatif kecil dibandingkan ketika rasio modal per pekerja rendah seperti di negara berkembang.