Cash accounting atau akuntansi kas adalah sistem akuntansi yang mengakui pendapatan ketika uang tunai diterima dan mengakui beban ketika uang dikeluarkan. Ini kontras dengan akuntansi akrual, dimana pendapatan diakui saat diperoleh, dan pengeluaran diakui saat saat terjadi, terlepas kapan uang tunai dikumpulkan atau dibayarkan.
Misalnya, perusahaan menagih pelanggan Rp15 juta untuk layanan yang diberikan pada 15 November, dan menerima pembayaran pada 15 Desember. Dalam akuntansi kas, penjualan dicatat pada tanggal penerimaan uang yakni 15 December.
Metode kas banyak digunakan oleh perusahaan kecil dan akuntansi pemerintahan.
Kelebihan dan kekurangan
Meskipun dasar akuntansi akrual memberikan pandangan jangka panjang yang lebih baik tentang keuangan perusahaan, metode kas memberi manajemen gambaran yang lebih baik tentang uang tunai yang mereka miliki.
Dari sudut pandang pajak, terkadang menguntungkan bagi bisnis baru untuk menggunakan metode akuntansi kas. Dengan begitu, pencatatan penghasilan dapat ditunda hingga tahun pajak berikutnya, sementara biaya dihitung segera.
Selanjutnya, metode akuntansi kas dapat secara signifikan mengurangi biaya pembukuan, karena lebih sederhana dan lebih sedikit memakan waktu daripada metode akrual. Selain itu, perusahaan yang menggunakan sistem akuntansi tunai dapat dengan mudah menentukan profitabilitas mereka saat ini.
Namun, dalam metode kas, tidak ada piutang usaha atau utang usaha. Ini dapat menimbulkan kesulitan bagi bisnis yang tidak segera menerima pembayaran untuk barang-barang, atau memiliki tagihan yang belum dibayar.