Capital flow atau aliran modal adalah pergerakan uang untuk tujuan investasi, perdagangan atau produksi bisnis. Ini termasuk pergerakan modal di dalam perusahaan dalam bentuk belanja modal untuk operasi dan riset dan pengembangan (R&D). Dalam skala yang lebih besar, pemerintah mengarahkan aliran modal dari penerimaan pajak ke dalam sejumlah program pemerintah dan melalui perdagangan dengan negara dan mata uang lainnya. Investor mengarahkan modal ke dalam sejumlah instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan reksa dana.
Implikasi aliran modal
Di negara berkembang seperti Indonesia, aliran modal bisa sangat fluktuatif karena ekonomi dapat mengalami periode pertumbuhan yang cepat dan kemudian diikuti periode kontraksi. Peningkatan aliran masuk modal dapat menyebabkan ledakan kredit dan lonjakan harga aset. Sebaliknya, pelarian modal dari sebuah negara dapat menyebabkan depresiasi parah yang mungkin akan mengarah ke krisis keuangan.
Biasanya, investasi portofolio lebih rentan terhadap pergerakan modal yang cepat. Suatu perekonomian yang tidak menarik banyak investasi langsung lebih mungkin dirugikan oleh pelarian modal uang panas tersebut.
Karena itu, pemerintah dan organisasi lain sering mengumpulkan aliran modal untuk keperluan analisis, regulasi, dan upaya legislatif. Berbagai rangkaian aliran modal yang biasanya dipelajari adalah pergerakan modal di antara kelas aset, modal ventura, anggaran belanja modal, anggaran pemerintah dan lain sebagainya.