Antiimperialisme adalah suatu gerakan nasional yang ingin melepaskan diri dari imperialisme. Gerakan ini biasanya dikategorikan sebagai gerakan politik sayap kiri.
Orang-orang yang mengkategorikan diri mereka sebagai anti-imperialis sering menyatakan bahwa mereka menentang kolonialisme, kekaisaran kolonial, hegemoni, imperialisme, dan ekspansi teritorial suatu negara di luar batas yang telah ditetapkan. Gerakan ini memperoleh kepopuleran luas setelah Perang Dunia Kedua dan pada awal Perang Dingin ketika gerakan politik di negara-negara bekas koloni Eropa mempromosikan kedaulatan nasional.
Pemikiran antiimperialisme
Kritik terhadap imperialisme berakar pada teori Marxis yang melihat negara utama/negara maju secara ekonomi mengeksploitasi dunia ketiga.
Meskipun beragam dalam motif dan afiliasi partai, kaum anti-imperialis berbagi ketakutan dan kepercayaan yang sama. Mereka yakin bahwa imperialisme mengancam cita-cita dan institusi negara mereka sendiri, dan banyak yang percaya bahwa tidak adil mendikte tujuan politik dan institusi negara lain.
Mereka menentang imperialisme beserta pemikiran-pemikirannya. Untuk jelasnya apa yang ditentang, mari kita urai lima ciri kapitalis yang mengarah pada imperialisme adalah:
- Konsentrasi produksi dan modal mengarah pada dominasi monopoli dan kartel nasional dan multinasional.
- Modal industri sebagai bentuk dominan modal telah digantikan oleh modal keuangan, dengan kapitalis industri semakin bergantung pada modal yang disediakan oleh lembaga keuangan monopolistik.
- Ekspor modal keuangan tersebut ditekankan pada ekspor barang.
- Pembagian ekonomi dunia oleh kartel multinasional.
- Pembagian politik dunia menjadi koloni oleh kekuatan besar, di mana kekuatan besar memonopoli investasi.