Dikaitkan dengan kredit, suku bunga adalah biaya untuk meminjam sejumlah uang dari bank. Sementara, jika dikaitkan dengan tabungan, suku bunga mewakili kompensasi yang diberikan bank kepada penabung atas kesediaan mereka menyediakan dana bagi bank.
Lantas apa yang terjadi ketika suku bunga berubah?
Bagi konsumen, ketika suku bunga naik, orang akan didorong untuk menabung lebih banyak karena kompensasi untuk menabung telah meningkat. Sebagai contoh, jika suku bunga naik dari 4% menjadi 5%, maka ketika kita menabung sebesar Rp100, kita mendapatkan kenaikan kompensasi, dari Rp4 menjadi Rp5.
Sebaliknya, karena bunga tinggi mencerminkan biaya pinjaman yang lebih mahal, orang-orang cenderung tidak mengambil pinjaman.
Uang yang dialokasikan ke investasi lain, misalnya saham, juga akan cenderung berkurang. Individu lebih senang mengalokasikan uang ke dalam rekening tabungan karena lebih aman dan menghasilkan lebih banyak uang daripada investasi saham.
Sebagai hasilnya, dalam situasi suku bunga tinggi, konsumen cenderung mengurangi pengeluaran dan menabung lebih banyak. Mereka memiliki lebih sedikit dana karena cenderung mengurangi pinjaman.
Kondisi sebaliknya terjadi ketika suku bunga turun.
Jika suku bunga turun, maka orang akan didorong untuk menabung lebih sedikit karena kompensasi untuk menabung telah menurun. Orang-orang lebih cenderung mengambil pinjaman. Ini karena biaya pinjaman telah berkurang. Uang yang dibayarkan ke investasi lain akan meningkat. Konsumen juga cenderung membelanjakan lebih banyak uang untuk membeli barang dan jasa karena mereka menabung lebih sedikit dan menarik lebih banyak pinjaman.
Apa Dampak Perubahan Suku Bunga Terhadap Konsumen?

IKLAN