Risiko dan profitabilitas debitur menjadi diantara faktor yang menentukan ketersediaan kredit. Semakin tinggi risiko dan semakin rendah profitabilitas, semakin kecil kesediaan bank untuk memberikan pinjaman. Ini karena peluang debitur tidak dapat memenuhi kewajibanya semakin besar.
Bank kemudian memperketat persyaratan pinjaman dan menaikkan suku bunga. Ini menyebabkan permintaan pinjaman berkurang. Bisnis menunda ekspansi usaha karena biaya pinjaman investasi menjadi lebih mahal. Begitu juga, rumah tangga mengurangi pinjaman dan permintaan barang-barang yang dibiayai melalui kredit seperti kendaraan bermotor dan properti. Hasilnya, permintaan agregat melambat dan menahan laju lebih cepat dari PDB riil.
Sebaliknya, ketika profil risiko dan profitabilitas dari nasabah membaik, bank semakin bersedia untuk memberikan pinjaman. Dalam hal ini, kemampuan pembayaran debitur relatif sehat. Bank akan menurunkan suku bunga dan membuat lebih longgar persyaratan kredit. Karena biaya pinjaman menjadi lebih murah, bisnis dan individu lebih bersedia untuk mengambil pinjaman untuk dibelanjakan atau berinvestasi. Kondisi ini mendorong permintaan agregat dan menstimulus aktivitas ekonomi lebih besar.