Menghadapi pertumbuhan ekonomi yang lesu, respons kebijakan moneter konvensional adalah memangkas suku bunga untuk mencoba merangsang aktivitas ekonomi riil. Namun, ketika suku bunga telah mendekati nol persen dan perekonomian masih belum beranjak naik, ada dua pendekatan yang secara luas disarankan oleh ekonom.
Pertama, bank sentral dapat mencoba meyakinkan pasar bahwa suku bunga acuan akan tetap rendah untuk waktu yang lama, bahkan setelah ekonomi dan inflasi meningkat. Ini akan cenderung menurunkan suku bunga di sepanjang kurva imbal hasil.
Kedua, bank sentral dapat mencoba meningkatkan jumlah uang beredar dengan membeli aset dari sektor swasta, yang disebut pelonggaran kuantitatif. Kebijakan ini dikenal sebagai kebijakan non-konvensional karena melibatkan pembelian aset secara masif.
Bank sentral juga dapat mengkombinasikan keduanya, memulai program pelonggaran kuantitatif yang dilengkapi dengan janji eksplisit untuk tidak menaikkan suku bunga jangka pendek sampai deflasi bergerak ke atas dan mencatatkan inflasi. Inilah yang dilakukan Bank Jepang pada tahun 2001.