Penawaran tenaga kerja seringkali diukur dari jumlah jam kerja, bukan jumlah orang, seperti tercermin dari jumlah angkatan kerja. Faktor penentu utama jam kerja adalah upah.
Umumnya, kurva tenaga kerja memiliki kemiringan positif, dalam arti ada hubungan positif antara jumlah jam kerja dengan tingkat upah. Ketika upah naik, penawaran jumlah jam kerja juga meningkat. Ini karena semakin banyak orang yang tertarik untuk mendapatkan penghasilan lebih tinggi.
Tetapi, ada kasus tertentu, di pasar tenaga kerja, kita juga dapat menyaksikan kurva penawaran menekuk ke belakang (backward-bending supply curve). Ini berarti setelah titik tertentu, upah yang lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan pasokan tenaga kerja
Faktor lain yang mempengaruhi penawaran di pasar tenaga kerja adalah kontrak kerja dan motivasi untuk bekerja. Pekerja tidak dapat dengan mudah memilih jumlah jam yang tepat. Banyak karyawan yang memiliki kontrak tetap. Bahkan jika upah naik, mereka mungkin tidak memiliki pilihan untuk bekerja lima jam lebih sedikit per minggu karena terikat.
Sementara itu, upah per jam bukan satu-satunya motivasi untuk bekerja. Kadang-kadang pekerja dapat tetap bekerja sampai mereka puas menyelesaikannya. Motivasi semacam ini dapat melebihi upah.