
Merger seringkali membutuhkan perubahan substansial atas model operasi perusahaan. Tujuan perubahan tersebut tidak lain adalah untuk mencapai tujuan strategis dan menciptakan nilai bagi perusahaan.
Tetapi, membuat perubahan-perubahan tersebut membutuhkan proses yang bijaksana. Selain itu, para pemimpin juga perlu untuk menavigasi kendala dan risiko unik dari upaya perubahan.
Pemimpin harus merefleksikan kinerja model operasi perusahaan, baik terkait struktur struktur, proses, maupun sumber daya untuk menghasilkan penciptaan nilai.
Beberapa kendala dan resiko yang biasa muncul dalam desain ulang model operasi paska merger diantaranya adalah:
#1 Pembangunan komitmen kepemimpinan
Keberhasilan tergantung pada membangun tim kepemimpinan eksekutif baru. Tim tersebut harus selaras dengan visi, menyetujui jalur untuk sampai ke sana, dan berkomitmen untuk memodelkan cara kerja perusahaan baru.
#2 Kecemasan jajaran atas perusahaan
Kecemasan manajemen tingkat atas biasanya meningkat. Kecemasan tersebut dapat muncul karena kekhawatiran bahwa posisi mereka tidak aman paska merger. Selain itu, biasanya mereka juga saling berebut posisi di jajaran eksekutif.
Kondisi tersebut tentu meningkatkan tekanan bagi pimpinan puncak seperti CEI. Padahal, CEO perlu mendapatkan pemilihan dan penyelarasan tim papan atas yang tepat.
#3 Ketidaktepatan proses transisi
Transisi dari dua model operasi yang ada ke kombinasi model operasi baru membutuhkan perencanaan matang. Transisi memerlukan perhatian yang bijaksana dan serius dari manajemen perubahan. Keterampilan semacam ini biasanya kurang berkembang di sebagian besar perusahaan, terutama yang sangat birokratis.
Advertisement
#4 Kecemasan karyawan
Karyawan biasanya cemas selama mendesain ulang. Keinginan untuk memperoleh informasi dan kejelasan dapat menurunkan produktivitas selama proses tersebut.
#5 Pemenuhan peraturan dan hukum
Pertimbangan peraturan dan hukum seringkali membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi, merancang, berkomunikasi, dan mengimplementasikan.