Barter dalam sebuah perekonomian terjadi ketika agen ekonomi seperti rumah tangga, perusahaan, dan bahkan pemerintah membayar barang dan jasa dengan cara menukarnya satu sama lain, tanpa melibatkan uang. Ini banyak terutama ada dalam perekonomian tradisional dan jarang kita jumpai dalam perekonomian modern.
Ada banyak kelemahan ekonomi barter seperti itu. Pertukaran barang untuk barang lain akan membutuhkan kedua agen ekonomi dalam transaksi untuk menginginkan apa yang dijual orang lain. Ini berarti bahwa harus ada kebetulan ganda keinginan. Dan tentu sulit untuk menemukan pihak yang saling membutuhkan sebagai lawan transaksi.
Dalam kasus lain, barang tidak dapat dibagi. Satu pihak mungkin ingin membeli sejumlah barang orang lain, tetapi agen itu hanya memiliki satu unit barang lain yang tidak dapat dibagi dari barang lain yang bernilai lebih. Misalnya, satu pihak ingin membeli satu sepeda untuk anaknya dan hanya memiliki seekor sapi. Satu ekor sapi seharusnya dapat ditukar dengan beberapa sepeda, namun karena hanya membutuhkan satu unit, tentu dia akan berpikir jika harus menukar satu sepeda dengan sapi miliknya.
Masalah lain terjadi jika agen ekonomi tidak ingin menukar semua barang mereka dengan barang dan jasa lain. Ketika barang yang mereka jual dapat disimpan dengan aman sehingga mereka mempertahankan nilainya untuk masa depan, ini tentu tidak jadi masalah. Tetapi jika barang-barang ini mudah rusak, mereka tidak akan dapat menyimpan nilai bagi pemiliknya. Akhirnya, ekonomi barter tidak memiliki ukuran nilai umum yang akan membuat banyak transaksi menjadi sederhana.