Dalam kepemimpinan otoriter, bawahan atau anggota tim bekerja atas instruksi dari pimpinan. Bawahan fokus pada tugas yang telah dibebankan. Gaya kepemimpinan ini berguna dalam situasi dimana anggota tim tidak memiliki pengalaman, ketika keputusan harus diambil secara cepat, atau ketika output harus konsisten.
Namun, ada banyak kekurangan dalam kepemimpinan otoriter. Penggunaan gaya kepemimpinan yang berlebihan ini dapat menyebabkan pemimpin dipandang dominan. Ini dapat memunculkan kebencian di antara anggota kelompok. Pemimpin dipandang sebagai suka mengendalikan dan suka memerintah.
Lebih jauh, pengikut mungkin tumbuh untuk membenci bahwa mereka tidak dapat menyumbangkan keahlian atau pendapat mereka untuk pengambilan keputusan. Ini dapat merusak moral kelompok karena sejumlah orang mungkin cenderung bekerja lebih baik ketika mereka merasa atau tahu bahwa kontribusi mereka berdampak positif kepada tim.
Faktor-faktor di atas dapat menyebabkan banyak orang keluar. Ketika seorang anggota tim merasa mereka telah memberikan segalanya dan tidak ada masa depan yang jelas, maka mereka akan mulai mencari tantangan baru.
Selain itu, para pemimpin otoriter biasanya kurang dalam hal keterampilan pemecahan masalah yang kreatif, yang dapat merusak operasi kelompok dan menyebabkan organisasi mulai menderita.