David Aaker, profesor dari University of California, mendefinisikan ekuitas merek sebagai seperangkat aset dan liabilitas merek yang dikaitkan dengan nama dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu produk atau layanan kepada pelanggan.
Dalam modelnya, David Aaker membedakan komponen ekuitas merek menjadi empat komponen, yakni:
- Kesadaran merek
- Asosiasi merek
- Loyalitas merek
- Persepsi kualitas
- Aset merek eksklusif lainnya
Kesadaran merek dapat menghasilkan sejumlah keuntungan. Misalnya adalah keakraban, memberikan preferensi pada merek terhadap mereka yang kurang akrab, dan penarikan spontan pada titik-titik penting dalam proses keputusan.
Asosiasi merek adalah atribut yang terkait dengan sebuah merek yang membantu membedakannya dari para pesaing.
Kesetiaan merek berarti bahwa basis pelanggan yang ada kecil kemungkinan untuk beralih ke merek pesaing.
Kualitas yang dirasakan berhubungan dengan persepsi merek dalam hal kualitas seperti kinerja, daya tahan, keandalan, dan dimensi kualitas lainnya. Persepsi tersebut dapat diperkuat, antara lain, melalui iklan dan promosi.
Aset merek eksklusif lainnya merujuk pada berbagai faktor yang memperkuat keunggulan kompetitif merek, misalnya paten, merek dagang, dan hubungan saluran. Merek dagang, misalnya, akan melindungi ekuitas merek dari pesaing yang mungkin ingin membingungkan pelanggan dengan menggunakan nama, simbol, atau paket yang serupa.