Ada banyak faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan, diantaranya adalah:
- Ketersediaan substitusi terdekat (close substitutes)
- Proporsi penghasilan yang dihabiskan untuk baran
- Waktu berlalu sejak perubahan harga
- Sejauh mana barang dipandang sebagai diperlukan atau opsional
- Biaya peralihan antar produk, jika ada maka permintaan cenderung tidak elastis.
Ketersediaan substitusi terdekat (close substitutes)
Jika seorang konsumen dapat dengan mudah beralih menemukan pengganti, kemampuan mereka untuk merespons kenaikan harga akan tinggi. Mereka dapat mengurangi konsumsi barang tersebut dan beralih ke produk pengganti.
Secara umum, kurva permintaan yang dihadapi oleh masing-masing produsen relatif lebih elastis daripada kurva permintaan untuk seluruh pasar. Misalnya, permintaan untuk sepatu Nike lebih elastis daripada permintaan yang dihadapi oleh industri sepatu, karena ada lebih banyak pengganti untuk sepatu Nike daripada untuk sepatu pada umumnya. Misalnya, konsumen dapat beralih ke Reebok atau Adidas.
Proporsi penghasilan yang dihabiskan untuk barang
Jika konsumen menghabiskan proporsi yang relatif kecil dari pendapatannya untuk suatu produk, maka mereka tidak akan secara signifikan mengurangi konsumsi produk tersebut jika harganya naik. Misalnya, pengeluaran konsumsi untuk sabun. Permintaan akan barang semacam itu akan relatif tidak elastis.
Sebaliknya, jika konsumsi barang mengambil porsi lebih besar dari pendapatan, konsumen mungkin terpaksa mengurangi kuantitas yang diminta secara signifikan ketika harga barang meningkat. Contohnya adalah permintaan terhadap mobil. Permintaan terhadap barang semacam itu akan relatif elastis.
Waktu berlalu sejak perubahan harga
Semakin lama waktu yang telah berlalu sejak perubahan harga, permintaan akan semakin elastis. Misalnya, jika harga tenaga kerja naik, perusahaan mungkin tidak dapat membuat perubahan radikal untuk metode produksi mereka dalam jangka pendek dan karenanya, permintaan tenaga kerja akan relatif tidak elastis.
Namun, dalam jangka panjang, jika harga tenaga kerja tetap tinggi, perusahaan dapat mengotomatiskan proses produksi mereka dan mengganti mesin untuk tenaga kerja. Dalam jangka panjang, permintaan akan tenaga kerja akan relatif elastis.