Ketika perusahaan dan perorangan suatu negara membayar pembelian barang, jasa, dan aset keuangan mereka, mereka harus membeli mata uang negara-negara asing untuk menyelesaikan transaksi tersebut. Demikian pula, pembayaran untuk penjualan barang, jasa, dan aset keuangan kepada orang asing mengharuskan mereka untuk membeli mata uang negara tersebut. Dengan penyesuaian untuk perubahan utang luar negeri ke dalam negeri dan utang dalam negeri ke luar negeri, jumlah ini harus saling menyeimbangkan.
Dalam skenario yang sempurna, neraca pembayaran harus nol. Artinya, dalam nilai tukar mengambang, pasokan mata uang akan selalu sama dengan permintaan mata uang.
Oleh karena itu, jika ada defisit pada transaksi berjalan akan ada surplus pada akun keuangan atau modal. Defisit harus dibiayai oleh investasi asing langsung, pinjaman oleh bank asing, atau penjualan hutang domestik dan surat berharga kepada investor asing. Salah satu cara cepatnya adalah menaikkan suku bunga, yang mana akan menyebabkan aliran uang panas masuk ke Indonesia.
Meskipun demikian, meskipun menggunakan pembukuan entri ganda, namun nilai neraca pembayaran sulit untuk sama dengan 0. Ini jarang terjadi dalam praktiknya karena data yang digunakan untuk mencatat transaksi neraca pembayaran dikompilasi dari sumber yang berbeda sehingga selalu ada perbedaan statistik.