Permintaan agregat adalah jumlah yang akan dibelanjakan oleh sektor rumah tangga dan bisnis. Ketika ingin merangsang permintaan agregat, pemerintah akan mengadopsi kebijakan fiskal ekspansioner. Sebaliknya, ketika ingin mengurangi laju permintaan agregat, pemerintah mengadopsi kebijakan fiskal kontraksioner.
Kebijakan fiskal ekspansioner dijalankan dengan meningkatkan belanja pemerintah atau menurunkan pajak. Sebaliknya, kebijakan fiskal kontraksioner dijalankan dengan menurunkan belanja pemerintah atau menaikkan pajak. Pemerintah mungkin mengkombinasikan perubahan belanjanya dengan perubahan pajak secara bersamaan, tergantung pada konteks kondisi ekonomi.
Ada sejumlah cara agar kebijakan fiskal dapat mempengaruhi permintaan agregat. Misalnya, kebijakan ekspansi dapat mengambil satu atau lebih bentuk berikut:
- Pemotongan pajak penghasilan pribadi. Ini meningkatkan pendapatan disposabel dengan tujuan meningkatkan permintaan agregat dari sektor rumah tangga
- Pemotongan pajak penjualan (tidak langsung). Ini membuat harga lebih rendah, yang mana meningkatkan pendapatan riil dengan tujuan meningkatkan permintaan konsumen.
- Pemotongan pajak korporasi untuk meningkatkan laba bisnis, yang dapat peningkatkan pengeluaran modal.
- Pemotongan tarif pajak pada tabungan pribadi untuk meningkatkan pendapatan disposabel bagi mereka yang memiliki tabungan, dengan tujuan meningkatkan permintaan konsumen.
- Peningkatan belanja publik untuk barang dan infrastruktur sosial, seperti jalan, pelabuhan, rumah sakit dan sekolah, meningkatkan pendapatan pribadi dengan tujuan meningkatkan permintaan agregat.