Bahan baku adalah barang yang dibeli dan menjadi bagian atau zat yang dirakit atau diproses untuk membentuk produk akhir yang dijual kepada konsumen. Contohnya adalah mentega, gula, telur, tepung, vanili, baking powder, dan coklat dalam pembuatan produk coklat.
Klasifikasi bahan baku
Bahan dapat digolongkan menjadi dua:
- Bahan baku langsung, yang dapat ditelusuri ke produk akhir yang dihasilkan. Misalnya seperti kayu dalam produk furniture dan baja dalam produk sepeda motor
- Bahan baku tidak langsung, yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir, tetapi tidak dapat dengan mudah diidentifikasi dan dialokasikan ke pusat biaya. Itu juga bukan merupakan bagian dari produk jadi. Contoh bahan tidak langsung adalah benang untuk pembuatan baju.
Bahan tidak selalu bahan mentah, tetapi dapat mencakup komponen dan sub-rakitan yang digunakan dalam produk jadi.
Mengapa penting?
Bahan baku menentukan kualitas dan biaya produksi suatu barang. Bagi banyak perusahaan, memperoleh bahan baku dengan harga dan kualitas bagus membuat perbedaan yang signifikan terhadap margin keuntungan.
Ini juga penting untuk mendukung keunggulan kompetitif perusahaan. Ketika bahan baku langka, perusahaan mengamankan persediaan untuk melindungi bisnis mereka dan mengurangi kemampuan pesaing untuk mendapatkan pasokan penting.
Pencatatan sebagai persediaan dalam neraca
Perusahaan manufaktur akan mencatat bahan baku dalam akun persediaan bahan baku. Ketika bahan baku digunakan dalam produksi, klasifikasi berpindah dari persediaan bahan baku menjadi persediaan barang dalam proses. Selanjutnya, ketika sebuah perusahaan menyelesaikan item barang dalam proses, klasifikasinya berubah menjadi persediaan barang jadi, membuatnya siap untuk dijual.
Dalam neraca, biaya bahan baku yang tersedia pada tanggal neraca muncul sebagai aset lancar. Perusahaan dapat memasukkan bahan mentah ke dalam item baris persediaan pada neraca yang juga mencakup biaya barang dalam proses dan biaya persediaan barang jadi.