Kepanikan bank atau bank panic terjadi ketika bank run dimulai di satu bank dan menyebar ke yang lain, menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap bank. Penarikan uang secara besar-besaran dan tiba-tiba dapat menguras kas bank. Hal ini karena cadangan kas yang disimpan bank hanyalah sebagian kecil dari simpanan deposan.
Beberapa teknik telah digunakan untuk mencegah atau mengurangi dampak bank panic. Diantaranya adalah persyaratan cadangan yang lebih tinggi, pengawasan dan regulasi bank komersial yang lebih ketat, pemberian dana talangan pemerintah, dan lain sebagainya.
Dampak bank panic
Bank panic memaksa bank untuk tutup dan mungkin keluar dari bisnis. Atau, yang lebih berbahaya, dapat menyebabkan krisis keuangan akibat risiko sistemik yang melekat pada industri perbankan.
Krisis perbankan yang sistemik membuat semua atau hampir semua modal perbankan di suatu negara musnah. Kondisi tersebut dapat menyebabkan resesi ekonomi yang panjang karena bisnis dan konsumen domestik kekurangan modal akibat matinya sistem perbankan domestik .
Biaya pembersihan krisis sistemik perbankan bisa sangat besar. Berdasarkan penelitian, biaya fiskal rata-rata mencapai 13% dari PDB dan kerugian output ekonomi rata-rata 20% dari PDB untuk krisis penting dari 1970 hingga 2007.