Dalam pemasaran, bliss point atau secara harfiah diartikan sebagai titik kebahagiaan merujuk pada jumlah konsumsi di mana setiap kenaikan lebih lanjut akan membuat konsumen kurang puas. Konsep titik kebahagiaan merujuk pada titik keseimbangan konsumen, baik konsumen individu maupun rumah tangga. Titik kebahagiaan hanya mungkin terjadi ketika konsumen tidak menyukai jumlah barang yang terus meningkat.
Pemasar harus berusaha memahami sifat konsumsi barang konsumen yang ditawarkan untuk menentukan sejauh mana perilaku konsumsi, dikombinasikan dengan batasan anggaran konsumen, dapat mengakibatkan bliss point bagi konsumen. Pengetahuan tersebut dapat memberi pemasar wawasan tentang perilaku konsumen selanjutnya. Selain itu, pengetahuan tersebut memberikan pemasar indikasi kemungkinan manfaat untuk memodifikasi atau mengubah penawaran untuk memungkinkan konsumsi barang yang ditawarkan di masa depan.
Bliss Point
