Brand leveraging merujuk pada penggunaan kekuatan nama merek yang ada untuk mendukung masuknya perusahaan ke dalam kategori produk yang baru namun terkait. dengan kata lain, perusahaan menggunakan nama merek yang sukses pada perluasan lini produk. Istilah ini juga sering diistilahkan dengan brand extensions, family branding, atau umbrella branding.
Tujuan brand leveraging
Menggunakan nama merek yang sukses untuk pengenalan produk baru adalah salah satu langkah strategis perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Ini memberikan konsumen rasa akrab dan membawa karakteristik merek dan sikap yang positif ke dalam kategori produk baru.
Ketika konsumen memiliki penilaian positif terhadap merek saat ini, maka ketika ada produk baru dengan nama merek yang sama, konsumen juga cenderung memberikan penilain yang sama. Mereka menganggap bahwa produk baru tersebut juga memiliki tingkat kualitas dan atribut yang sama.
Selain itu, karena produk berada dalam kategori yang berbeda, mereka tidak akan bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar. Mereka tidak akan mengkanibalisasi satu sama lain.
Keuntungan dan kerugian
Brand leveraging memiliki sejumlah keuntungan dan kerugian. Dari sisi keuntungan, pengenalan produk baru menambah portofolio produk perusahaan. Semakin banyak produk berarti ruang rak yang lebih besar untuk merek dan lebih banyak peluang untuk menghasilkan penjualan. Selain itu, dengan sejumlah besar produk di lini yang sama, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi fasilitas manufaktur dan bahan baku.
Biaya untuk memperkenalkan produk baru akan lebih rendah daripada dengan menggunakan nama merek yang berbeda. Ini karena investasi dalam pengembangan merek dan iklan produk baru dengan nama merek yang sama akan lebih kecil. Selain
Namun demikian, strategi ini juga mengandung risiko. Untuk menghindari dilusi merek, produk baru harus dibatasi hanya dengan memasukkan kategori yang terkait langsung dengan produk asli. Selain itu, jika produk baru gagal, ada potensi itu akan merusak reputasi produk induk.