Dalam ekonomi, gelembung atau bubble adalah kondisi di mana ada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tidak realistis dan tidak berkelanjutan, ditandai dengan melonjaknya harga efek atau aset lainnya, yang seringkali diikuti dengan keruntuhan yang terkait. Ini biasanya terjadi pada fase akhir dari ekspansi ekonomi, namun dengan intensitas kenaikan yang tidak realistis. Oleh karena itu, bubble lebih berat dan lebih tahan lama daripada siklus bisnis biasa.
Faktor penyebab
Ada banyak faktor yang menyebabkan bubble, diantaranya kredit mudah, kebijakan moneter ekspansif, pelonggaran peraturan, optimisme konsumen dan bisnis berlebihan. Selain itu, dalam kasus pasar saham, kenaikan harga juga dapat didorong oleh perilaku spekulatif dan naif dari pada investor.
Gelembung menyebabkan harga aset terus melonjak ke tingkat signifikan di atas nilai fundamental aset tersebut karena spekulan memperkirakan harga akan naik lebih lanjut. Namun, fenomena tersebut sering sulit dideteksi secara real time karena ada ketidaksepakatan atas nilai fundamental aset.
Ketika tidak diatasi, gelembung dapat tiba-tiba pecah. Kapan pecahnya, sulit untuk memprediksi kapan itu akan terjadi.
Contoh bubble
Gelembung dapat menyebabkan krisis keuangan dan menghancurkan sejumlah besar kekayaan dan menyebabkan kelesuan ekonomi yang berkelanjutan. Beberapa gelembung yang pernah terjadi di antaranya adalah gelembung saham dot.com di Amerika Serikat pada akhir 1990-an, real estat di Jepang pada awal 2000-an, gelembung perumahan Amerika Serikat pada tahun 2002–2006, dan gelembung saham properti China di tahun 2003–2007.