Dalam ekonomi, club goods adalah jenis barang yang memiliki memiliki excludability tinggi tetapi bersifat non-rivarly. Barang ini juga kadang-kadang disebut sebagai barang langka atau barang langka buatan.
Karakteristik club goods
Barang-barang klub bersifat non-rivalry. Jadi, mereka tidak dalam bahaya dihabiskan atau dicemari oleh satu atau lebih penggunaan orang, sampai pada titik di mana penggunaan yang berkelanjutan menyebabkan penggunaan barang-barang menjadi padat.
Mereka memiliki tingkat excludability tinggi, yang berarti bahwa orang dapat ditolak aksesnya atau menggunakannya.
Club goods adalah satu diantara empat klasifikasi barang dalam ilmu ekonomi. Berikut adalah rinciannya:
- Barang publik: barang yang bersifat non-eksklusif dan non-rivalry. Contohnya adalah udara dan pertahanan nasional. Penggunaan oleh satu orang tidak mengurangi manfaat yang diterima oleh orang lain. Selain itu, semua orang dapat menggunakannya.
- Club goods: barang yang bersifat non-rivalry, tetapi sampai batas tertentu, penggunaannya dapat dibatasi.
- Common goods: barang yang tersedia bagi masyarakat dalam jumlah tidak terbatas, namun memiliki nilai bersaing. Artinya penggunaannya oleh satu pihak membuatnya tidak tersedia bagi pihak lain. Contohnya adalah kayu, batu bara, atau stok ikan.
- Barang pribadi (private goods): barang-barang yang bersifat eksklusif dan rivarly. Jumlah orang yang dapat menggunakannya terbatas dan sekali digunakan, mereka tidak tersedia bagi orang lain. Contohnya adalah makanan, mobil, dan pakaian.
Non-rivalry
Club goods seringkali merujuk pada benda-benda dan tempat-tempat yang berukuran cukup besar, seperti taman umum. Penggunaan tempat-tempat ini oleh beberapa orang, tidak akan mengurangi manfaat yang diperoleh oleh orang lain yang ingin menggunakannya.
Namun, segala sesuatu atau tempat, tidak peduli seberapa luasnya, memiliki beberapa bentuk kapasitas terbatas. Taman atau pantai pribadi dapat diisi sesuai kapasitas, namun itu tidak bisa menampung semua orang yang ingin menggunakannya. Terlalu banyak orang berkerumun menjadi tidak bermanfaat. Namun, begitu kerumunan hilang, tempat-tempat tersebut kemudian dapat terus digunakan oleh orang lain tanpa sepenuhnya habis.