Third‐degree price discrimination atau diskriminasi harga tingkat ketiga adalah penetapan harga yang berbeda untuk berbagai kelompok konsumen untuk barang yang sama. Satu kelompok pelanggan dikenakan harga yang lebih tinggi, sementara yang lain dikenakan harga yang lebih rendah. Contohnya maskapai penerbangan mengenakan tarif lebih tinggi pada tiket pulang-pergi satu hari karena mereka lebih cenderung dibeli oleh orang-orang bisnis.
Implikasi diskriminasi harga tingkat ketiga
Pengelompokan mungkin didasarkan oleh faktor geografis atau lokasi. Selain itu, identifikasi juga dapat didasarkan pada karakteristik tertentu seperti usia, jenis kelamin, dan waktu penggunaan. Misalnya, teater dapat membagi penonton bioskop menjadi manula, dewasa, dan anak-anak, masing-masing membayar harga yang berbeda ketika menonton film yang sama.
Praktik diskriminasi ini relatif lebih sederhana daripada diskriminasi tingkat pertama. Perusahaan dapat memahami karakteristik luas konsumen dengan lebih mudah daripada memahami informasi terkait harga maksimum yang bersedia dan mampu dibayar oleh pelanggan. Diskriminasi harga tingkat ketiga menyediakan cara untuk mengurangi surplus konsumen dengan memenuhi elastisitas harga dari permintaan pelanggan tertentu.
Kelompok konsumen yang mungkin tidak dapat atau tidak mau membeli produk karena pendapatan mereka yang lebih rendah ditangkap oleh strategi penetapan harga ini, sehingga meningkatkan laba perusahaan.