Ekonomi aglomerasi (agglomeration economies) merujuk pada manfaat terjadi ketika sejumlah besar konsumen/produsen berlokasi di dekat atau membentuk kelompok. Contoh aglomerasi adalah pemusatan aktivitas manufaktur di daerah Bekasi dan Karawang.
Manfaat ini muncul karena [[pasar]] yang lebih besar memungkinkan pilihan yang lebih luas dan rentang layanan spesialis yang lebih besar. Selain itu, manfaat lainnya juga dapat berasal dari: biaya transportasi rendah, akumulasi pengetahuan dan penyebaran pengetahuan antar perusahaan, pasokan tenaga kerja spesialis yang besar, dan lain sebagainya.
Dengan berdekatan satu sama lain, beberapa perusahaan dan konsumen dapat mencapai penghematan biaya dan manfaat yang diinginkan. Misalnya, ketika gerai ritel berkumpul bersama, lebih mudah bagi konsumen untuk membuat perbandingan harga dan produk dengan lebih sedikit perjalanan, sehingga mengurangi biaya akuisisi konsumen dan meningkatkan kemungkinan pembelian produk.
Dalam kasus lain, penghematan biaya dapat dicapai oleh perusahaan melalui pembagian infrastruktur termasuk untuk komunikasi dan layanan pendukung lainnya. Karakteristik ekonomi aglomerasi adalah bahwa aktivitas dari suatu perusahaan juga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan lain dalam aglomerasi.
Dalam memutuskan di mana menempatkan lokasi, perusahaan harus mengevaluasi sifat dan tingkat ekonomi aglomerasi dalam menurunkan biaya dan memberikan manfaat tambahan bagi organisasi. Pembagian infrastruktur dapat mengurangi biaya operasi atau memfasilitasi komunikasi yang saling menguntungkan dalam beberapa kasus, sementara dalam kasus lain, penempatan bersama dengan outlet yang saling melengkapi atau bahkan serupa dapat meningkatkan lalu lintas konsumen serta memudahkan konsumen untuk membeli dengan menurunkan pencarian produk mereka. dan biaya akuisisi.
Kebalikan dari ekonomi aglomerasi adalah disekonomis aglomerasi. Pemusatan aktivitas di area tertentu juga menimbulkan sejumlah permasalahan seperti kemacetan dan polusi. Masalah lainnya yang sering timbul adalah harga tanah yang meroket, tekanan kompetitif yang tinggi, ketimpangan ekonomi, dan lain sebagainya.
