Ekonomi goldilocks (goldilocks economy) merujuk pada kondisi ekonomi yang ideal: PDB riil tumbuh stabil, inflasi rendah, dan pengangguran rendah. Dengan kata lain, ekonomi semacam itu tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin, tetapi tepat.
Deskripsi tentang “Ekonomi Goldilocks”
Ekonomi Goldilocks muncul pada pertengahan 1990-an untuk menggambarkan kinerja positif ekonomi. Istilah Goldilocks mengambil metafora dari cerita anak-anak Goldilocks dan Three Bears, di mana bubur tidak terlalu panas atau terlalu dingin, tetapi tepat.
Ekonomi yang tidak terlalu panas berarti inflasi tidak terlalu tinggi. Dan tidak terlalu dingin, berarti tidak sampai terjadi resesi. Ini adalah keadaan ideal karena perekonomian menyediakan lapangan kerja penuh dan stabil.
Dampak
Pembuat kebijakan berupaya mencapai kondisi ideal tersebut melalui kebijakan fiskal dan moneter. Tidak hanya mengantisipasi permasalahan dari dalam negeri, pembuat kebijakan juga harus responsif terhadap perkembangan ekonomi eksternal. Hal ini karena kondisi ekonomi di luar negeri juga dapat berpengaruh terhadap kinerja ekonomi dalam negeri.
Ekonomi Goldilocks sangat ideal bagi investasi di pasar saham. Ketika perusahaan tumbuh dan menghasilkan pertumbuhan pendapatan positif, saham mereka akan berkinerja baik. Tekanan inflasi yang rendah juga membuat obligasi untuk mempertahankan nilainya.
Sebaliknya, ketika PDB riil tumbuh terlalu kuat, inflasi akan mulai merangkak naik. Bank sentral akan bereaksi dengan menaikkan suku bunga untuk membendung tekanan inflasi. Naiknya suku bunga membatasi investasi barang modal dan konsumsi rumah tangga. Hasilnya, PDB riil melambat.
Kritik
Kondisi ideal dalam ekonomi Goldilocks sulit bertahan lama. Ada trade-offs ketika pemerintah ingin mencapai tujuan semua ekonomi. Misalnya, ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah pengangguran, pertumbuhan ekonomi harus cukup tinggi sehingga menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Namun, ini juga berarti mengorbankan inflasi, karena akan cenderung merangkak naik.
Selanjutnya, ketika bank sentral menaikkan suku bunga terlalu cepat untuk mencegah inflasi, hal itu dapat memicu perlambatan ekonomi. Sebaliknya, menaikkan suku bunga terlalu terlambat dapat membuat inflasi menjadi tidak terkendali.