Contents
Ekonomi neoklasik (neoclassical economics) memandang bahwa penawaran dan permintaan adalah faktor utama yang menentukan perekonomian, mulai dari barang, harga, hingga pendapatan dalam perekonomian. Ekonom neoklasik mengadopsi metode ekuilibrium untuk menjelaskan bagaimana ekonomi seharusnya beroperasi. Konsep ini juga menjelaskan bagaimana sumber daya didistribusikan di masyarakat.
Agen ekonomi dianggap individualistis. Konsumen dan bisnis mengejar kepentingan masing-masing. Konsumen berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sementara itu, bisnis akan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan
Ide ekonomi neoklasik
Beberapa konsep yang ekonom neoklasik usung adalah:
- Mereka menyukai konsep pasar kompetitif karena memungkinkan alokasi sumber daya yang paling efisien
- Agen ekonomi seharusnya mementingkan diri sendiri.
- Mereka juga menawarkan ide ekonomi yang terdesentralisasi.
- Mereka percaya bahwa pasar akan bergerak dengan sendirinya menuju ekuilibrium ketika ada penyimpangan dari ekuilibrium (disequilibrium).
Bapak ekonomi neoklasik
Alfred Marshall (1842-1924) dianggap sebagai bapak pemikiran neoklasik. Beberapa konsep yang ia perkenalkan termasuk:
- Penawaran dan permintaan (supply and demand)
- Keseimbangan pasar (market equilibrium)
- Hukum pengembalian yang semakin berkurang (diminishing marginal return)
- Surplus konsumen (consumer surplus) dan produsen (producer surplus)
- Elastisitas harga dari permintaan (price elasticity of demand)
- Utilitas marjinal (marginal utility)
- Biaya produksi (production cost)
Beberapa ekonomi kemudian mengadopsi pemikirannya, termasuk William Stanley Jevons, Karl Menger, dan Léon Walras. Mereka menyoroti peran utilitas marjinal sebagai penentu utama nilai tukar.
Salah satu model penting dalam pemikiran neoklasik adalah model pertumbuhan Solow. Model ini menunjukkan ke anda bahwa peningkatan potensi output (PDB potensial) tergantung pada dua faktor: akumulasi input dan teknologi.
Dasar ekonomi neoklasik
Ekonomi neoklasik menekankan sikap individualistis agen ekonomi. Agen ekonomi bertindak untuk memaksimalkan kepuasan pribadi, baik itu individu maupun bisnis. Mereka membuat keputusan berdasarkan evaluasi utilitas yang sepenuhnya terinformasi.
Konsumen akan memaksimumkan utilitas, sementara bisnis memaksimalkan keuntungan. Konsumen akan memuaskan kepuasan dengan membeli beberapa barang yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan plus sesuai dengan anggaran mereka. Sementara itu, bisnis akan memproduksi barang yang memaksimalkan keuntungan mereka.
Untuk memaksimalkan keuntungan, perusahaan harus menawarkan harga tinggi. Atau, mereka berproduksi dengan biaya terendah, yakni dengan menawarkan produk berkualitas rendah. Ini tentu saja tidak tidak diinginkan konsumen.
Demikian pula, memaksimalkan utilitas individu seringkali merugikan bisnis. Mereka menginginkan produk dengan harga terendah tapi mendapatkan kualitas terbaik. Bagi bisnis, ini tentu saja mustahil.
Lalu, munculah konflik ketika masing-masing berusaha mementingkan diri sendiri. Konflik tersebut kemudian diselesaikan di pasar melalui mekanisme penawaran dan permintaan. Konsumen dan bisnis akan menggunakan informasi permintaan, penawaran dan harga untuk membuat keputusan terbaik bagi mereka.
Kunci pemikiran ekonomi neoklasik: permintaan-penawaran
Penawaran dan permintaan menentukan bagaimana ekonomi seharusnya bekerja. Keduanya menentukan barang, output dan distribusi pendapatan dalam perekonomian. Untuk mencapai alokasi sumber daya yang efisien, biaya marjinal harus sama dengan pendapatan marjinal.
Dalam kondisi disequilibrium, pasar akan kembali menuju ekuilibriumnya yang baru. Ekuilibrium baru tercapai dengan sendirinya sebagai hasil dari interaksi permintaan dan penawaran antar agen ekonomi. Tidak perlu intervensi pemerintah.
Misalnya, selama kelebihan pasokan, harga pasar di atas harga keseimbangan. Produsen akan memangkas harga untuk mendorong permintaan. Harga yang lebih rendah menjadi sinyal bagi konsumen untuk membeli lebih banyak, sehingga permintaan meningkat.
Pemotongan harga dan peningkatan permintaan akan terus berlanjut sampai pasar mencapai keseimbangan baru. Dalam keseimbangan baru, jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang disediakan.
Konsep permintaan-penawaran sangat penting dalam menjelaskan masalah ekonomi seperti sumber daya yang langka, diskriminasi, paten, dan pasar valuta asing.
Pandangan ekonomi neoklasik terhadap siklus bisnis
Dalam ekonomi makro, neoklasik tidak menawarkan teori tentang siklus bisnis. Tapi, mereka percaya bahwa perubahan teknologi dari waktu ke waktu menyebabkan pergeseran permintaan agregat dan penawaran agregat. Pergeseran ini menyebabkan deviasi sementara dari keseimbangan jangka panjang.
Penyimpangan dalam aktivitas ekonomi agregat berumur pendek karena perekonomian akan menyesuaikan kembali. Dan, dalam hal ini, tangan tak terlihat akan bekerja untuk menyeimbangkan kembali ekonomi.
Bagaimana perekonomian kembali menuju keseimbangannya?
Selama resesi, misalnya, ketika PDB riil turun di bawah potensinya, ada tekanan ke bawah pada tingkat upah nominal. Tekanan ini akibat ekses pasokan tenaga kerja di pasar tenaga kerja. Dalam periode ini, permintaan tenaga kerja menyusut sementara pasokan tenaga kerja relatif tidak berubah. Itu menghasilkan tingkat pengangguran yang tinggi seiring dan besarnya kapasitas produksi yang menganggur.
Upah yang rendah mengurangi biaya produksi. Dengan biaya produksi yang lebih rendah, bisnis sangat ingin meningkatkan produksi. Akibatnya, mereka akan berusaha mendorong produksi dan secara bertahap merekrut tenaga kerja.
Permintaan yang lebih tinggi secara perlahan menaikkan upah. Akhirnya, ketika produksi kembali normal, keseimbangan jangka pendek akan kembali ke tingkat potensialnya.
Demikian juga, ketika pasokan agregat jangka pendek di atas potensi outputnya, tingkat upah nominal akan meningkat. Gaji yang lebih tinggi meningkatkan biaya produksi, dan karenanya menurunkan margin laba.
Bisnis akan mengefisienkan produksinya. Itu mendorong bisnis untuk memotong produksi sehingga penawaran agregat berkurang.
Peran pemerintah dalam perekonomian
Ekonomi neoklasik berpendapat pasar harus bebas dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi. Pemerintah seharusnya tidak mengintervensi karena itu hanya akan membuat pasar tidak efisien.
Tanpa aturan dari pemerintah, individu atau bisnis bebas untuk menciptakan hasil ekonomi yang terbaik bagi mereka. Kebebasan seperti itu akan menghasilkan pasokan lebih banyak dan lebih bervariasi, meningkatkan PDB, upah dan standar hidup.
Ekonom neoklasik tidak percaya apa yang oleh Keynesian sebut sebagai “fine-tuning“. Dengan demikian, pemerintah tidak boleh mengambil tindakan untuk mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ekonom neoklasik percaya bahwa determinan utama output ekonomi adalah penawaran agregat.
Lingkungan ekonomi yang stabil dan inflasi yang rendah akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tarif pajak harus rendah dan tidak berubah. Dalam kondisi ini, agen ekonomi swasta dapat membuat keputusan investasi terbaik.
Investasi yang optimal atas modal fisik dan sumber daya manusia akan mendorong peningkatan teknologi. Pada saat yang sama, itu juga mendorong pertumbuhan ekonomi.
Membandingkan pemikiran ekonomi neoklasik dengan sekolah ekonomi lainnya
Di bagian ini saya akan menyajikan dua pemikiran alternatif: klasik dan keynesian dan neoklasik.
Ekonomi neoklasik Vs. Ekonomi klasik
Ekonom neoklasik memperkenalkan konsep utilitas. Konsep itu tidak ada dalam ekonomi klasik.
Dalam analisisnya, para ekonom klasik menekankan produksi barang dan jasa. Itu berbeda dari ekonomi neoklasik, yang memperhitungkan tindakan dan keputusan individu. Upaya memaksimalkan utilitas menentukan tindakan dan keputusan.
Ekonomi neoklasik Vs. Keynesian
Ekonomi neoklasik mengasumsikan upah dan harga fleksibel. Ekonomi neoklasik berfokus pada kegiatan ekonomi jangka panjang.
Fleksibilitas seperti itu menyiratkan pasokan agregat memiliki garis vertikal. Tingkat harga tidak berpengaruh terhadap PDB riil. Peningkatan permintaan agregat tidak akan menghasilkan PDB riil yang lebih tinggi.
Sementara itu, ekonom Keynesian fokus pada fenomena ekonomi jangka pendek dan mengasumsikan upah dan harga kaku. Upah tidak fleksibel dan tidak dapat naik dan turun mengikuti kondisi perekonomian.
Salah satu penyebab kekakuan upah adalah sistem kontrak. Ambil contoh yang disederhanakan. Ketika anda bekerja, anda memperoleh gaji dan perusahaan akan menyesuaikannya satu tahun sekali, tergantung pada kondisi ekonomi. Ketika kuartal depan pertumbuhan ekonomi meningkat tinggi, anda tentu saja tidak dapat menegosiasikan kembali upah yang lebih tinggi. Sebaliknya, ketika kuartal depan ekonomi jatuh, perusahaan tidak serta merta akan menurunkan gaji anda.
Permintaan agregat adalah penentu untuk output agregat dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Peningkatan permintaan agregat juga memainkan peran kunci dalam menghilangkan pengangguran siklis.
Keynesian mengasumsikan penawaran agregat miring ke atas dengan slope positif. Ketika permintaan agregat naik, itu akan mendorong naik output jangka pendek (PDB riil) dan harga agregat (inflasi).
Sebagaimana behavioral economics, pemerintah harus melakukan intervensi. Ketika resesi, pemerintah seharusnya menurunkan tingkat pajak, menaikkan belanjanya, atau kombinasi keduanya. Sebaliknya, untuk mencegah ekonomi yang terlalu panas (overheated economy), pemerintah seharusnya menurunkan belanjanya dan menaikkan tarif pajak.
Intervensi pemerintah menjadi bagian penting dalam mempengaruhi aktivitas ekonomi. Ekonomi tidak akan kembali menuju ekuilibrium baru dengan sendirinya.
Ambil contoh selama resesi. Salah satu cara untuk keluar dari resesi adalah dengan merangsang permintaan agregat. Opsinya adalah dengan menaikkan konsumsi rumah tangga, investasi bisnis atau menaikkan belanja pemerintah.
Opsi lain adalah ekspor. Tapi itu diluar kendali aktor ekonomi domestik karena tergantung permintaan dan kondisi perekonomian di negara mitra.
Selama resesi, pendapatan rumah tangga jatuh. Sehingga, secara rasional mereka tidak akan bersedia untuk meningkatkan konsumsi.
Demikian juga bisnis. Ketika resesi, keuntungan jatuh karena permintaan yang lemah, menghasilkan tekanan ke bawah harga jual dan menciptakan ekses pasokan. Meningkatkan investasi bisnis hanya akan menghasilkan ekses pasokan yang semakin besar, menekan harga jual dan keuntungan semakin dalam. Oleh karena itu, secara rasional (motif keuntungan), mereka tidak akan menaikkan investasi selama periode resesi.
Konsekuensinya, peningkatan belanja pemerintah adalah jalan terbaik untuk meningkatkan permintaan agregat. Pemerintah tidak berorientasi keuntungan dan dapat meningkatkan atau menurunkan belanja sesuai diskresinya.
Selama resesi, pemerintah seharusnya meningkatkan pengeluaran, misalnya belanja infrastruktur. Itu akan memberi efek riak terhadap permintaan ekonomi dan aktivitas ekonomi di sektor swasta.
Akhirnya
Depresi Hebat tahun 1930-an tidak mendukung kepercayaan para ekonom neoklasik. Ekonom neoklasik percaya bahwa ekonomi akan beroperasi pada tingkat lapangan kerja penuh (full employment) seiring waktu atau berada pada tingkat potensialnya.
Karena itu, depresi membantah argumen bahwa perekonomian beroperasi pada full employment. Depresi menunjukkan bahwa Amerika Serikat dapat beroperasi di bawah output potensial untuk jangka waktu yang lama dan tidak kembali pulih. Juga, siklus bisnis pada umumnya lebih parah dan lebih lama daripada yang disarankan model neoklasik.Untuk menggambarkan siklus, teorinya hanya menyebutkan teori penghancuran kreatif (creative destruction) Schumpeter. Penghancuran seperti itu terutama berasal dari kemajuan teknologi, yang menyebabkan ekonomi berfluktuasi. Secara khusus, ekonomi neoklasik tidak menjelaskan siklus bisnis.