Kapasitas absorptif atau kapasitas penyerapan (absorptive capacity) merepresentasikan kemampuan bisnis untuk mengidentifikasi, dan menilai, mengasimilasi, dan kemudian memanfaatkan, pengetahuan baru apa pun. Bisnis semakin menyadari bahwa sumber pengetahuan, terutama dari eksternal, adalah penting untuk mendukung inovasi.
Mengapa penting
Dikombinasikan dengan komitmen strategis yang ada, kapasitas absorptif yang rendah membatasi kemampuan perusahaan untuk meniru [[keunggulan kompetitif]] pesaing. Ini terutama ketika keunggulan kompetitif tersebut didasarkan pada produk atau proses inovatif.
Para pakar meyakini bahwa ada hubungan negatif antara kapasitas penyerapan bisnis dan praktik oursourcing (alih daya). Bisnis yang melakukan penelitian dan pengembangan (research and development atau R&D) mereka sendiri umumnya lebih mungkin untuk mencapai kapasitas penyerapan sebagai produk sampingan dari kegiatan ini.
Salah satu asumsi utama yang mendasari model inovasi terbuka adalah bahwa menggabungkan yang terbaik dari R&D internal dan eksternal akan lebih mungkin mengarah pada keunggulan kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk terus meningkatkan kemampuan R&D internal untuk meningkatkan daya serapnya, yakni kemampuannya untuk memahami perkembangan teknologi eksternal, mengevaluasinya, dan mengintegrasikannya ke dalam produk saat ini atau menciptakan produk baru.
Kapasitas Absorptif
