Kebijakan fiskal longgar (easy fiscal policy) adalah [[kebijakan fiskal]] yang ditujukan untuk menstimulasi [[pertumbuhan ekonomi]]. Ini dilakukan dengan memangkas pajak, meningkatkan [[belanja pemerintah]] atau kombinasi keduanya. Dalam melaksanakan kebijakan ini, pemerintah akan cenderung menjalankan [[defisit fiskal]], mendorong utang untuk membiayai defisit tersebut.
Sisi positif
Kebijakan ini biasanya dilaksakanan pada waktu [[kontraksi ekonomi]] atau [[resesi ekonomi]]. Dengan begitu, pelonggaran kebijakan fiskal dapat mendorong peningkatan [[aktivitas ekononi]] dan membawa perekonomian menuju kondisi [[lapangan kerja penuh]] (full employment).
[[Pajak]] lebih rendah membuat [[pendapatan disposabel]] [[sektor rumah tangga]] lebih besar. Mereka dapat menggunakannya untuk belanja barang dan jasa, sehingga mendorong [[permintaan agregat]].
Demikian juga, [[belanja pemerintah]] seperti [[pembayaran transfer pemerintah]] juga dapat menjaga [[pendapatan disposabel]] bagi rumah tangga yang menerimanya. Sementara itu, belanja seperti pembangunan [[infrastruktur]] jalan dan jaringan kereta api juga pada akhirnya akan meningkatkan permintaan agregat.
Sisi negatif
Bagi mereka yang telah menerima pembayaran dari pemerintah, setelah ekonomi pulih, pemangkasannya secara politik sangat tidak popular.
Sementara itu, [[pembiayaan defisit fiskal]] melalui utang mengandung konsekuensi beban pengeluaran pemerintah di masa mendatang. Selain itu, jika peningkatan utang menyebabkan kenaikan suku bunga yang tajam dalam perekonomian, sektor swasta mungkin enggan berinvestasi.
Akibatnya, apa yang didorong oleh pengeluaran pemerintah justru lebih kecil dibandingkan dengan penurunan investasi [[sektor bisnis]]. Hasilnya, pertumbuhan mungkin tidak tumbuh lebih tinggi, tetapi stagnan atau bahkan turun.