Dalam manajemen, open-door policy atau kebijakan pintu terbuka adalah kebijakan komunikasi di mana seorang atasan meninggalkan pintu kantor mereka terbuka untuk mendorong keterbukaan dan transparansi dengan karyawan perusahaan tersebut.
Tujuan seperti ini ditujukan untuk mendorong karyawan untuk datang ke atasan mereka dengan pertanyaan, berkomunikasi secara terbuka, umpan balik, dan untuk diskusi tentang masalah. Kebijakan ini seharusnya mempromosikan transparansi, produktivitas, dan komunikasi yang lebih cepat.
Dalam ekonomi, kebijakan pintu terbuka berkaitan dengan pembukaan akses ke pasar suatu negara tanpa diskriminasi atau favoritisme. Barang impor harus diperlakukan sama dan biasanya bebas bea impor.
Dalam sejarahnya, prinsip-prinsip kebijakan terbuka diprakarsai oleh Amerika Serikat pada tahun 1899 dan 1900. Kebijakan itu menyerukan perlindungan hak istimewa yang setara untuk semua negara yang berdagang dengan China dan untuk dukungan integritas wilayah dan administrasi China. Pernyataan itu dikeluarkan dalam bentuk dua catatan diplomatik, dikirim oleh Sekretaris Negara AS John Hay ke Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Jepang, dan Rusia. Kebijakan Pintu Terbuka adalah landasan kebijakan luar negeri Amerika di Asia Timur hingga pertengahan abad ke-20.