Coercive power atau kekuatan koersif adalah wewenang untuk menghukum atau merekomendasikan hukuman. Ini adalah praktek menempatkan tekanan langsung pada pihak lain untuk melakukan perilaku tertentu. Akibatnya, ketidakpatuhan akan memiliki konsekuensi yang merugikan. Disebut juga dengan kekuatan paksa.
Sesuai namanya, kekuatan ini berarti menggunakan posisi dan kekuatan untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan orang lain. Pengguna berusaha untuk memaksa orang lain untuk patuh, daripada mempengaruhi perilaku mereka melalui persuasi.
Contohnya, produsen mungkin mengancam mencabut hak teritorial eksklusif peritel jika kinerja peritel tidak memenuhi harapan. Contoh lainnya, manajer mengancam bawahannya untuk memecat atau memotong gaji mereka jika tidak mengikuti perintah.
Kelebihan dan kekurangan kekuatan koersif
Hukuman mungkin diperlukan karena memberikan seseorang otoritas yang kuat. Misalnya, ini dapat diterapkan ketika karyawan terus menentang kebijakan atau standar perusahaan. Hukuman tersebut diperlukan untuk mengembangkan disiplin di antara karyawan sehingga tidak mengorbankan efisiensi dan produktivitas perusahaan secara keseluruhan.
Namun demikian, penggunaan kekuatan paksa juga akan merangsang iklim antagonis dan rentan terhadap serangan balik. Ini juga dapat menurunkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
Jika hukuman tidak dilaksanakan ketika ada karyawan melanggar, maka hukuman tersebut bisa jadi tidak efektif lagi jika diterapkan di kemudian hari. Hasilnya, karyawan akan cenderung mengabaikan ancaman hukuman serupa jika mereka melanggar.