
Akuisisi terjadi ketika satu perusahaan (pengakuisisi) membeli sebagian besar atau seluruh saham perusahaan lain (perusahaan target) untuk mendapatkan kendali atas perusahaan itu. Membeli lebih dari setengah saham perusahaan target menjadikan pengakuisisi sebagai pemegang saham dominan.
Strategi akuisisi menyediakan cara cepat untuk mendapatkan posisi pasar produk yang mapan. Dibandingkan dengan rute alternatif untuk mencapai pertumbuhan atau diversifikasi, akuisisi mengatasi skala waktu yang relatif lama dan kendala sumber daya potensial dari pembangunan internal.
Selain itu, tidak seperti alisansi strategis, pengakuisisi juga memiliki kontrol penuh atas perusahaan yang diakuisisi. Ini karena, pengakuisisi tidak harus berbagi kepemilikan dan kontrol.
Dalam industri yang matang yang berisi sejumlah petahana yang mapan, masuk melalui akuisisi dapat menghindari reaksi kompetitif dari petahana. Tidak ada penambahan jumlah pemain maupun jumlah pasokan pasar.
Sebaliknya, jika masuk melalui pembangunan internal, maka ini akan mengintensifkan persaingan. Ini karena ketika masuk sebagai perusahaan baru, ini berarti pasokan pasar akan bertambah. Akibatnya, harga pasar dan keuntungan jatuh. Petahana tentu tidak mau jika keuntungan mereka berkurang, oleh karena itu, sebisa mungkin mereka akan menghambat perusahaan baru untuk masuk industri.
Di industri lain, di mana keunggulan kompetitif dipegang dalam aset yang dibangun selama periode waktu yang cukup lama, akuisisi dapat segera mencapai posisi pasar yang hampir mustahil untuk dikembangkan secara internal.