Industri penerbangan bersifat kombinasi antara padat karya dan padat modal. Biaya bahan bakar biasanya merupakan yang terbesar, yang mana porsinya akan meningkat ketika harga minyak dunia meroket. Komponen biaya terbesar lainnya adalah tenaga kerja dan perlengkapan.
#1 Biaya bahan bakar
Operasi industri penerbangan sangatlah tergantung pada energi sebagai bahan bakar. Komponen bahan bakar biasanya dapat berkontribusi terhadap sepertiga dari total biaya.
Besaran pengeluaran bahan bakar yang dihabiskan oleh maskapai tidak hanya bergantung pada harga bahan bakar tetapi juga pada konsumsi. Konsumsi bahan bakar biasanya bervariasi sesuai dengan usia pesawat dan panjang penerbangan rata-rata.
Efisiensi bahan bakar masing-masing pesawat juga sangat bervariasi, di mana jumlah mesin yang menjadi penentu utama. Lepas landas dan pendaratan (yang lebih sering untuk operator jarak pendek) mengkonsumsi banyak bahan bakar.
Beberapa operator berupaya untuk melakukan lindung nilai atas biaya bahan bakar mereka dengan membuat kesepakatan dengan pemasok atau dengan membeli dan menjual futures di pasar komoditas.
#2 Biaya tenaga kerja
Beban pegawai adalah biaya maskapai penerbangan terbesar kedua. Tenaga kerja menyumbang sekitar 20-25% dari total biaya.
Biaya pegawai secara umum terbagi menjadi beberapa komponen, diantaranya; kru penerbangan (pilot dan insinyur) , pramugari, layanan darat (termasuk penanggung bagasi dan pekerja ramp), dispatcher, pemeliharaan, dan layanan pelanggan (pemesanan dan boarding).
#3 Biaya peralatan
Biaya peralatan pesawat, tidak termasuk perawatan, mencakup sekitar 10% dari total biaya. Pesawat dapat diperoleh baru atau bekas, atau dapat disewa.
Untuk beberapa maskapai, sewa adalah metode yang paling terjangkau untuk mendapatkan peralatan. Banyak maskapai besar menyewa sebagian besar pesawat mereka dari perusahaan perantara yang dikenal sebagai lessor. Lessor sering dapat membiayai pembelian pesawat baru lebih murah daripada maskapai karena peringkat kredit superior mereka. Mereka kemudian meneruskan sebagian penghematan ke maskapai penerbangan, mengurangi biaya peralatan operator sambil mendapatkan keuntungan untuk diri mereka sendiri.
Namun, untuk maskapai yang kuat secara finansial, lebih murah untuk membeli pesawat daripada menyewa. Dalam hal ini, mereka menanggung biaya pemeliharaan armada pesawat.
Sebagian besar maskapai melakukan pemeliharaan rutin, tetapi untuk pemeliharaan yang lebih berat, mereka akan mengalihdayakan ke perusahaan yang berspesialisasi dalam pekerjaan tersebut. Sekalipun mereka mengontrakkan pekerjaan pemeliharaan, maskapai tetap bertanggung jawab atas kelaikan udara pesawat mereka.