Diluted earning per share (diluted EPS) atau laba per saham dilusian adalah laba per saham yang akan dihasilkan jika semua efek dilutif dikonversi menjadi saham biasa. Contoh efek yang dapat dikonversi menjadi saham biasa (convertible securities) adalah semua saham preferen yang dapat dikonversi, obligasi konversi, opsi saham, dan waran. Jika dikonversi, efek dilutif secara efektif meningkatkan jumlah tertimbang saham yang beredar, yang menurunkan EPS.
Misalnya, sebuah perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,5 juta di tahun 2018. Perusahaan memiliki 1.000.000 saham rata-rata tertimbang yang beredar selama tahun ini dan membayar pajak pada tingkat 40%. Perusahaan juga memiliki 1.000 saham preferen konversi yang beredar, yang membayar dividen Rp50 per saham preferen setiap tahun. Setiap saham preferen konversi dapat ditukar menjadi 100 saham biasa.
Untuk menghitung EPS dilusian, terlebih dahulu kita menghitung berapa jumlah saham yang beredar setelah konversi. Jika 1.000 saham preferen, dikonversikan, maka jumlah saham biasa yang dikeluarkan saat konversi = 100 × 1.000 = 100.000. Karena saham preferen tidak dikonversikan, maka tidak ada dividen yang dibayarkan oleh perusahaan. Jadi, kita dapat merumuskan EPS dilusian sebagai berikut:
EPS dilusian = (Laba bersih – Dividen saham preferen + Dividen saham preferen konversi)/ (Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar + Saham biasa baru dikeluarkan setelah konversi) = (Rp2.500.000 – Rp50.000 + Rp50.000) / (1.000.000 + 100.000) = Rp2,27
Sedangkan untuk [[EPS dasar]], kita dapat menghitungnya sebagai berikut:
EPS dasar = (Laba bersih – Dividen saham preferen) / Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar = (Rp2.500.000 – Rp50.000) / 1.000.000 = Rp2,45
Karena EPS dilutif lebih kecil daripada EPS dasar, saham preferen yang dapat dikonversi bersifat dilutif. Jika EPS setelah konversi lebih besar dari EPS dasar, saham ini akan menjadi anti dilutif dan tidak akan dimasukkan dalam perhitungan EPS terdilusi.