Pelarian modal seringkali menyebabkan krisis ekonomi yang parah. Salah satu penyebabnya adalah devaluasi mata uang yang mendorong investor asing melarikan diri dari sebuah negara sebelum aset mereka kehilangan nilai terlalu besar. Fenomena ini terjadi dalam krisis Asia 1997, meskipun investor asing kembali ke negara-negara ini selama mata uang mereka stabil dan pertumbuhan ekonomi pulih.
Karena dampak negatif yang ditimbulkan oleh pelarian modal, kebanyakan negara lebih memilih investasi asing langsung (foreign direct investment atau FDI) daripada investasi portofolio asing (foreign portfolio investment atau FPI).
Berbeda dengan FPI, FDI melibatkan investasi jangka panjang. Misalnya, pendirian pabrik dan anak perusahaan di negara lain. Oleh karena itu, investasi semacam itu bisa sangat sulit untuk dilikuidasi dalam waktu singkat.
Sebaliknya, investasi portofolio dapat ditarik dengan segera dan hasilnya dialihkan dalam hitungan menit. Oleh karena terjadi dalam periode yang singkat, sumber modal ini sering dianggap sebagai uang panas atau hot money.