Manajemen akuisisi (acquisition management) berarti mengakuisisi dan mengelola produk atau perusahaan yang sudah mapan sebagai sarana pertumbuhan dan diversifikasi. Daripada strategi pertumbuhan internal, pertumbuhan eksternal melalui akuisisi merupakan jalan cepat untuk menumbuhkan bisnis. Akuisisi mengatasi skala waktu untuk tumbuh dan mencapai posisi yang mapan. Ini juga mengurangi retalisasi perusahaan incumbent di pasar target.
Namun, tidak semua akuisisi sukses. Kegagalan muncul karena pengakuisisi tidak dapat menciptakan nilai dan pada saat yang sama, tidak mampu mengelola risiko yang muncul paska akuisisi. Pengakuisisi dapat menciptakan nilai melalui berbagai cara, termasuk melalui peningkatan skala usaha, pembagian sumber daya, transfer keterampilan dan kompetensi inti, dan restrukturisasi.
Ketika penciptaan nilai tersebut gagal memenuhi ekspektasi, misalnya dalah hal biaya produksi, laba perusahaan, pangsa pasar, maka besar kemungkinan akuisisi gagal. Selain itu, akuisisi juga dapat menyebabkan personel kunci dapat pergi dan memunuclkan bentrokan budaya organisasi yang menyebabkan ketidakpercayaan atau sistem kontrol yang buruk.
Pemilihan target
Untuk menciptakan nilai, pengakuisisi harus memilih target dengan cermat, tidak hanya melaksanakan akuisisi secara efektif. Misalnya, target yang dipilih yang memiliki kapabilitas yang melengkapi dengan yang dimiliki oleh pengakuisisi, sehingga memberikan peluang terbesar untuk penciptaan sinergi.
Akuisisi yang memberikan pengetahuan baru dapat digunakan untuk meningkatkan posisi kompetitif pengakuisisi, yang mana pada akhirnya seringkali menciptakan nilai. Sebagai contoh, pengetahuan yang diperoleh dari akuisisi dapat meningkatkan inovasi ketika perusahaan target memiliki kekuatan riset dan pengembangan yang saling melengkapi dengan yang dimiliki di perusahaan pengakuisisi.