Ketika ekonomi mulai pulih, penjualan persediaan dapat melebihi produksi. Akibatnya, rasio persediaan terhadap penjualan (inventory-to-sales ratio) akan rendah.
Di awal fase pemulihan ekonomi, perusahaan-perusahaan belum mau meningkatkan produksi. Alasannya, mereka pertama-tama ingin mengkonfirmasi bahwa resesi benar-benar telah berakhir. Jika ternyata fase pemulihan hanya sementara dan ekonomi kembali jatuh, maka kenaikan produksi akan menjadi masalah besar.
Alasan kedua adalah adanya jeda waktu. Peningkatan output membutuhkan waktu setelah perampingan yang bisnis lakukan selama resesi. Misalnya, mereka perlu merekrut pekerja baru untuk mengoperasikan mesin.
Baru, ketika pemulihan menunjukkan tanda-tanda penguatan dan memasuki fase ekspansi, bisnis akan mengakumulasi lebih banyak inventaris untuk mengembalikan rasio inventory-to-sales ke level normal. Caranya, tentu saja dengan meningkatkan produksi.