
Metode persentase penyelesaian (percentage of completion methods) adalah metode pengakuan pendapatan [[kontrak jangka panjang]] (seperti kontrak kontruksi) jika hasil kontrak dapat diukur dengan andal. Dalam metode ini, [[pendapatan]], [[beban]], dan [[laba]] dialokasikan untuk setiap periode akuntansi secara proporsional sesuai dengan persentase kontrak yang diselesaikan. Persentase yang diakui selama suatu periode dihitung dengan membagi total biaya yang dikeluarkan selama periode tersebut dengan estimasi total biaya proyek.
Contoh perhitungan
Sebuah perusahaan konstruksi memperoleh kontrak senilai Rp30 triliun untuk membangun sebuah jalan tol. Proyek tersebut diperkirakan akan memakan waktu 3 tahun untuk penyelesaian.
Estimasi biaya untuk proyek tersebut mencapai Rp21 triliun, di mana biaya di tahun pertama diperkirakan akan mencapai Rp10 triliun, Rp8 triliun pada tahun kedua dan Rp3 triliun pada tahun ketiga.
Dari data-data tersebut, kita dapat meghitung persentase total biaya untuk setiap tahun sebagai berikut:
- Biaya di tahun ke-1 = 10/21 = 47,6%
- Biaya di tahun ke-2 = 8/21 = 38,1%
- Biaya di tahun ke-3 = 3/21 = 14,3%
Kemudian, untuk menghitung pengakuan pendapatan, kita mengalikan persentase total biaya yang dikeluarkan setiap tahun dengan total pendapatan yang diperoleh selama periode proyek. Berikut adalah rincian pendapatan per tahun selama periode kontrak:
- Pendapatan di tahun ke-1 = 47,6% x 30 = 14,3 triliun
- Pendapatan di tahun ke-2 = 38,1%x 30 = 11,4 triliun
- Pendapatan di tahun ke-3 = 14,3%x 30 = 4,3 triliun
Dari data yang didapatkan diatas, kita dapat menghitung laba sebagai berikut:
- Laba di tahun ke-1 = 14,3 – 10 = 4,3 triliun
- Laba di tahun ke-2 = 11,4 – 8 = 3,4 triliun
- Laba di tahun ke-3 = 4,3 – 3 = 1,3 triliun