Marketing myopia atau miopia pemasaran adalah kegagalan untuk mendefinisikan secara memadai ruang lingkup bisnis perusahaan. Ini terjadi ketika pemasar terlalu berpandangan pendek dalam hal perencanaan dan pengembangan strategi pemasaran. Mereka terlalu sempit mendefinisikan pasar perusahaan dan menaruh terlalu banyak perhatian pada keadaan saat ini, bukannya berpandangan jauh ke depan (jangka panjang).
Pada akhirnya, pandangan sempit tentang misi perusahaan mengarahkannya untuk berfokus secara berlebihan pada produk yang sebenarnya bertentangan dengan keinginan atau kebutuhan pelanggan, yang mana berubah dalam jangka panjang. Misalnya, sebuah perusahaan kereta api mendefinisikan diri mereka berada di bisnis kereta api daripada bisnis transportasi. Asumsi mereka, bisnis transportasi kereta api akan terus tumbuh tinggi di masa depan. Kemudian, mereka mengarahkan strategi dan perencanaan hanya pada bisnis kereta api.
Tetapi, perkembangan teknologi kemudian mendongkrak bisnis non-kereta api, seperti transportasi truk, pesawat terbang, dan kapal; yang mana tumbuh secara eksponensial. Karena perusahaan hanya fokus pada bisnis kereta api, maka mereka gagal untuk mengeksploitasi peluang pertumbuhan di transportasi non-kereta api.
Miopia pemasaran terjadi ketika perusahaan terlalu berorientasi pada produk atau produksi dan tidak terlalu memperhatikan pasar atau kebutuhan dan keinginan pelanggan. Perusahaan tidak mengenali atau menyadari bahwa tren pasar berubah dan akibatnya, mereka terperangkap pada bisnis yang sama tanpa menembangkan sumber daya dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Situasi ini dapat berdampak buruk, terutama ketika pasar yang digarap telah mencapai fase matang atau menurun.