• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to footer

Cerdasco

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Lebih Tajam

  • Manajemen
  • Ekonomi
  • Keuangan

Memahami Laporan Laba Rugi


Sebelum membaca lebih lanjut, saya akan jelaskan kira-kira apa yang akan anda dapatkan dari artikel ini. Apa itu laporan laba rugi dan mengapa penting untuk membacanya adalah poin pertama. Berikutnya, anda akan membaca tentang bagaimana perusahaan melaporkan pendapatan dan beban di bawah akuntansi akrual. Saya juga akan merinci item-item laporan laba rugi plus beberapa formula untuk laba. Jika anda hanya membaca laporan laba rugi, wawasan apa yang akan anda dapatkan dan bagaimana menganalisisnya.


  • Share on Twitter Share on Twitter
  • Share on Facebook Share on Facebook
  • Share on LinkedIn Share on LinkedIn

Apa itu laporan laba rugi?

Laporan laba rugi (income statement) adalah bagian dari laporan keuangan berisi informasi tentang pendapatan, beban dan keuntungan perusahaan. Itu melaporkan kinerja perusahaan selama periode akuntansi, yang mana bisa kuartal atau tahunan. Juga disebut dengan statement of operations, profit and loss statement, atau statement of earnings.

Ketika anda memeriksanya, anda akan menemukan akun seperti pendapatan; harga pokok penjualan; beban penjualan, umum dan administrasi; beban bunga; beban pajak; dan laba bersih.

Persamaan umum dalam laporan ini adalah

Laba = Pendapatan – Beban

Di bagian akhir, anda akan menemukan laba bersih, mewakili laba tersisa setelah semua pendapatan dikurangi semua beban. Tapi, itu tidak sama dengan jumlah uang yang dihasilkan perusahaan di bawah akuntansi akrual karena mengandung item non kas seperti depresiasi, amortisasi dan beban penurunan nilai.



Panduan Memahami Laporan Keuangan


Dasar-dasar Laporan Keuangan

Panduan Utama untuk Memahami Laporan Keuangan

Neraca Keuangan

Hampir Semua Yang Anda Butuhkan Untuk Memahami Neraca Keuangan

Laporan Arus Kas

Mari Bicara Uang Yang Diperoleh Perusahaan (Membaca Laporan Arus Kas)

Laporan Laba Rugi

Anda di sini sekarang

Rasio keuangan

Panduan Untuk Menganalisis dan Menginterpretasikan Rasio Keuangan

Perbedaan laporan laba rugi dengan laporan laba rugi komprehensif

Laporan laba rugi komprehensif (statement of comprehensive income) menggabungkan laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lainnya.

  • Pendapatan komprehensif lainnya melaporkan hasil-hasil transaksi atau peristiwa yang tidak terkait dengan investasi dari atau distribusi kepada pemilik, tapi mempengaruhi ekuitas.
  • Contohnya adalah keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas investasi tersedia untuk dijual dan yang timbul dari translasi mata uang. Itu disajikan sebagai akumulasi pendapatan komprehensif lain di ekuitas pemegang saham.

Mengapa anda perlu membaca laporan laba rugi?

Laporan laba rugi adalah bagian paling kritis dari laporan keuangan selain neraca dan laporan arus kas. Neraca keuangan menunjukkan ke anda apa yang dimiliki perusahaan (aset) dan siapa yang berhak mengklaim (liabilitas dan ekuitas pemegang saham). Di laporan arus kas, anda melihat berapa uang yang masuk dan keluar dari perusahaan. Sedangkan, laporan laba rugi menyajikan pendapatan, beban dan selisih keduanya, laba.

Laporan laba rugi menunjukkan kinerja keuangan perusahaan selama periode pelaporan. Jika anda memeriksa dan menganalisisnya, anda dapat menentukan apakah perusahaan menghasilkan keuntungan. Berapa yang dihasilkan dari menjual produk atau menawarkan jasa? Berapa banyak yang harus dibayar oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan tersebut.

Pengguna eksternal secara teratur meninjau laporan laba rugi untuk memahami seberapa baik kinerja perusahaan. Angka di dalamnya, terutama keuntungan, adalah yang dilihat. Secara umum, laba menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan uang, meski konsep laba dan uang tunai sedikit berbeda di bawah akuntansi akrual.

  • Investor saham suka dengan laba karena itu mempengaruhi dividen yang mereka terima. Selain itu, mereka menggunakannya untuk membandingkan apakah harga saham perusahaan saat ini terlalu mahal, murah atau wajar, relatif terhadap kemampuan mereka dalam menghasilkan keuntungan.
  • Kreditur membandingkan kemampuan menghasilkan laba perusahaan dengan utang mereka saat ini. Jika keuntungan tinggi, mereka percaya diri perusahaan dapat memenuhi kewajibannya saat ini.
  • Pemerintah suka jika perusahaan memperoleh laba. Pertama, itu dikenakan pajak korporasi. Kedua, jika banyak perusahaan membukukan keuntungan, itu mengindikasikan perekonomian sedang makmur. Mereka kemungkinan berekspansi, menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan bagi rumah tangga.
  • Pesaing suka jika perusahaan menghasilkan laba lebih sedikit darinya. Itu mungkin menunjukkan perusahaan gagal menghasilkan pendapatan atau kurang efisien dalam mengelola biaya.

Selanjutnya, karyawan atau manajemen juga senang jika perusahaan menghasilkan laba. Bonus mereka seringkali dikaitkan dengan laba yang dibukukan perusahaan. Jika laba lebih tinggi, mereka mendapatkan lebih banyak bonus.

Bagaimana perusahaan melaporkan pendapatannya?

Pengakuan pendapatan (revenue recognition) adalah prinsip akuntansi untuk menentukan kapan perusahaan harus melaporkan pendapatan. Di bawah akuntansi akrual, pengakuan pendapatan adalah independen terhadap penerimaan kas. Perusahaan mengakui pendapatan pada saat terjadinya, bukan saat kas diterima.

Itu kontras dengan akuntansi kas. Perusahaan mengakui pendapatan hanya ketika menerima pembayaran tunai.

Karena pengakuan pendapatan independen dengan pembayaran kas, akuntansi akrual menghasilkan dua akun terkait di laporan keuangan:

  • Pendapatan diterima dimuka (unearned revenue). Disebut juga dengan pendapatan ditangguhkan (deferred revenue)
  • Pendapatan yang belum ditagih (unbilled revenue). Disebut juga dengan pendapatan akrual (accrued revenue)

Kasus pertama, perusahaan menerima pembayaran untuk pengiriman barang atau penyediaan jasa di masa depan. Sebagai hasilnya, kas di aset meningkat dan, pada saat yang sama, perusahan tidak melaporkannya sebagai pendapatan melainkan, melaporkannya sebagai pendapatan diterima dimuka (unearned revenue) di liabilitas.

  • Ketika telah menyerahkan barang atau jasa, perusahaan melaporkan pendapatan dan mengurangi akun pendapatan diterima dimuka pada nominal yang sama.

Dalam kasus lain, perusahan telah mengirimkan barang atau menyediakan jasa, tapi belum menerima pembayaran. Kita menyebutnya pendapatan akrual (accrued revenue). Perusahaan melaporkan pendapatan di laporan laba rugi dan mencatat piutang usaha di aset.

  • Ketika telah menerima pembayaran tunai, perusahaan mencatatnya di akun kas dan setara kas. Pada saat yang sama, perusahaan mengurangkan nominal yang sama dari piutang usaha.

Kasus spesifik untuk pengakuan pendapatan

Pengakuan pendapatan terkadang melibatkan perhitungan yang lebih kompleks atau setidaknya, membutuhkan estimasi, tidak hanya menghitung jumlah yang ditagihkan ke pelanggan.

Kontrak jangka panjang

Kontrak jangka panjang (long-term contract) adalah kontrak di mana efektif untuk beberapa periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Kontrak konstruksi adalah contohnya. Lantas bagaimana perusahaan mengakui pendapatan dan beban setiap periode akuntansi? Apakah mereka harus menunggu kontrak selesai dan bangunan diserahkan ke pelanggan?

  • Jika hasil kontrak dapat diukur dengan andal, perusahaan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion method).
  • Tapi, jika tidak dapat diukur dengan andal, perusahaan menggunakan metode kontrak selesai (completed‐contract method) di bawah U.S. GAAP. Di bawah IFRS, perusahaan mengakui pendapatan sebesar biaya yang terjadi selama periode akuntansi, tidak ada laba yang diakui hingga kontrak selesai.

Metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion method) mengakui pendapatan dengan mengalokasikan laba sebanding dengan jumlah yang diselesaikan setiap periode akuntansi, dilakukan selama umur kontrak. Perusahaan memperkirakan berapa persen kontrak yang diselesaikan untuk setiap periode pelaporan. Kemudian, mereka melaporkan pendapatan, biaya dan laba ke laporan laba rugi secara proporsional, sesuai dengan persentase tersebut.

Metode kontrak selesai (completed-contract method) mengakui pendapatan dalam laporan laba rugi hanya ketika kontrak tersebut diselesaikan. Sebelum selesai, tidak ada pengakuan pendapatan dan biaya. Perusahaan mengakumulasikan tagihan dan biaya ke akun konstruksi dalam penyelesaian (construction‐in‐progress) di aset, alih-alih mengakuinya sebagai beban di laporan laba rugi.

Penjualan angsuran (installment sale)

Pelanggan terkadang tidak membayar secara penuh barang yang dibeli. Mereka mengangsurnya. Mereka melakukan serangkaian pembayaran tertentu untuk beberapa waktu ke depan.

  • Misalnya, anda membeli sebuah barang seharga $100. Alih-alih harus membayar sekaligus, penjual mungkin membolehkan anda membayar $10 setiap bulan selama sepuluh bulan ke depan.

Lantas bagaimana perusahaan mengakui pendapatan semacam itu?

  • Di bawah metode angsuran (installment method), perusahaan mengakui laba dalam laporan laba rugi pada saat kas dikumpulkan. Untuk menghitung bagian laba yang diakui pada setiap periode, perusahaan menghitungnya berdasarkan persentase kas yang diterima dari total harga penjualan. Metode ini digunakan jika kolektibilitas pendapatan tidak dapat diperkirakan secara wajar.
  • Di bawah metode pemulihan biaya (cost recovery method), perusahaan tidak mengakui laba yang terkait dengan transaksi penjualan sampai elemen biaya penjualan telah dibayar secara tunai oleh pelanggan. Dengan kata lain, perusahaan mengakui laba setelah total penerimaan kas melebihi total biaya. Metode ini digunakan ketika kolektibilitas pendapatan sangat tidak pasti.

Bagaimana perusahaan melaporkan bebannya?

Prinsip pencocokan (matching principle) menegaskan perusahaan mengakui beban pada periode akuntansi yang sama dengan pengakuan pendapatan terkait. Jadi, ketika perusahaan membukukan sebuah pendapatan, biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan tersebut harus diakui di laporan laba rugi pada saat yang sama.

Tapi, terkadang, beberapa beban tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan perolehan pendapatan seperti beban administrasi umum. Sehingga, perusahaan tidak dapat secara langsung menyesuaikan mereka dengan waktu pendapatan diperoleh. Dalam akuntansi, mereka kita sebut dengan biaya periode (period cost); yang mana dibebankan pada periode terjadinya.

Selanjutnya, di bawah akuntansi kas, perusahaan mengakui beban ketika telah membayar tunai. Dengan kata lain, ketika perusahaan melaporkan beban, pada saat itulah, uang tunai keluar.

Tapi, di bawah akuntansi akrual, perusahaan mengakui pendapatan ketika itu terjadi, terlepas kapan membayarnya. Itu memunculkan dua akun lain di laporan keuangan, yang mana penting untuk anda periksa.

  • Perusahaan telah membayar untuk barang dan jasa yang akan disediakan di masa mendatang. Perusahaan melaporkannya sebagai beban dibayar dimuka (prepaid expense) di aset – sebagai aset karena itu memunculkan aliran masuk ekonomi di masa depan. Dan pada saat yang sama, perusahaan mengakui penurunan kas dan setara kas pada nominal yang sama. Ketika telah menerima barang, perusahaan mengakuinya sebagai beban dan, pada saat yang sama, mengurangi beban dibayar dimuka pada nominal yang sama.
  • Perusahaan telah menerima produk atau jasa tapi membayarnya kemudian. Perusahaan mengakui beban di laporan laba rugi dan, pada saat yang sama, mencatat beban yang masih harus dibayar atau beban akrual (accrued expense) di liabilitas. Setelah dibayar, perusahaan mengurangi beban akrual dan kas dan setara kas pada nominal yang sama.

Apa saja akun-akun laporan laba rugi?

Laporan laba rugi tak terstandarisasi
Laporan laba rugi tak terstandarisasi

Pendapatan

Pendapatan (revenue) merujuk pada aliran masuk sumber daya ekonomi ke perusahaan selama periode tertentu. Itu mungkin berupa arus kas masuk dari penjualan barang dan jasa. Atau, itu juga dapat berasal dari peningkatan aset lainnya.

Pendapatan memberitahu Anda berapa banyak uang yang dihasilkan perusahaan. Tapi, itu tidak selalu sama dengan uang tunai yang diterima di bawah akuntansi akrual, sebagaimana saya jelaskan sebelumnya. Beberapa perusahaan mungkin mencatatkan pendapatan, tapi pelanggan membayarnya di kemudian hari. Jadi, di laporan laba rugi, perusahaan melaporkannya sebagai pendapatan dan karena belum menerima pembayaran, perusahaan melaporkan jumlah yang sama ke piutang usaha.

Perusahaan harus menagih piutang dari pelanggan. Beberapa mungkin sukses, dan yang lain tidak. Kemudian, perusahaan memperkirakan berapa yang tak dapat ditagih dan melaporkan piutang tak tertagih sebagai beban di laporan laba rugi.

Selanjutnya, dalam definisi yang lebih umum, pendapatan mencakup penjualan (sales), gains dan pendapatan investasi. Tapi, dalam definisi yang lebih spesifik, itu biasanya merujuk pada penjualan, yang mana diperoleh perusahaan dari menjual barang.

  • Penjualan (sales) – sinonim untuk pendapatan. Itu digunakan untuk merujuk pada pada hasil dari menjual produk berwujud (barang). Sedangkan, pendapatan mencakup juga penjualan jasa, bukan hanya barang.
  • Keuntungan (gains) – keuntungan yang direalisasikan bukan dari aktivitas inti. Contohnya adalah gain dari translasi mata uang asing oleh perusahaan manufaktur.
  • Pendapatan investasi (investment income) – uang yang diperoleh dari investasi seperti dividen, bunga dan capital gain.

Di beberapa laporan, anda mungkin juga akan menemukan perusahaan melaporkan pendapatan sebagai pendapatan bersih atau pendapatan kotor.

  • Pendapatan kotor (gross revenue) – total nilai dari penjualan produk, sebagaimana tercermin dari jumlah tertera di faktur yang dikirimkan ke pelanggan. Itu belum dikurangi dengan komponen pengurang.
  • Pendapatan bersih (net revenue) – nilai bersih dari penjualan barang dan jasa perusahaan. Itu sama dengan pendapatan kotor dikurangi dengan komponen pengurang seperti tunjangan, diskon, dan pengembalian.

Pendapatan bersih = Pendapatan kotor – Item pengurang (tunjangan, diskon, dan pengembalian)

Beban

Beban (expenses) mewakili arus keluar sumber daya ekonomi, penggunaan aset atau timbulnya liabilitas untuk operasi yang menghasilkan pendapatan. Itu mengakibatkan penurunan ekuitas selama periode pelaporan (selain penurunan karena distribusi kepada pemilik seperti dividen).

Harga pokok penjualan (cost of goods sold atau COGS) – biaya untuk menghasilkan pendapatan. COGS mewakili semua biaya langsung terkait dengan pembuatan dan penyimpanan barang perusahaan. Itu sama dengan harga pokok barang tersedia untuk dijual dikurangi persediaan akhir. Harga pokok barang tersedia untuk dijual sama dengan persediaan awal plus pembelian.

  • Biaya pendapatan (cost of revenue) – COGS plus biaya jasa. Itu mewakili total biaya yang terlibat dalam membuat dan mengirimkan produk atau layanan ke konsumen.
  • Beberapa perusahan mungkin tidak melaporkan COGS melainkan biaya pendapatan. Mereka mungkin memecah angka ini menjadi COGS dan biaya layanan (cost of service). Atau, mereka hanya melaporkan biaya pendapatan dan memberikan rinciannya di catatan atas laporan keuangan.

Beban penjualan, umum dan administrasi (selling, general and administrative expenses atau SG&A expenses) – beban terkait dengan operasi non-produksi sehari-hari seperti pemasaran, penjualan, dan kegiatan administratif. Beban SG&A kadang disebut sebagai beban operasional karena mewakili pengeluaran terkait operasional perusahaan.

  • Beban penjualan (selling expenses) – muncul dari usaha perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Itu biasanya terkait dengan beban distribusi, pemasaran dan penjualan, seperti beban iklan, komisi penjualan, gaji tenaga penjual, dan belanja media.
  • Beban umum (general expenses) – terkait dengan kegiatan untuk mendukung administrasi dan kegiatan non-operasi. Contohnya adalah utilitas, sewa, perlengkapan dan peralatan komputer.
  • Beban administrasi (administrative expense) – terkait dengan operasi untuk mengelola dan menjalankan bisnis. Contohnya adalah gaji, tenaga profesional, beban yang terkait dengan fungsi umum seperti akuntansi dan teknologi informasi.

Beban penyusutan atau depresiasi (depreciation expense) – jumlah yang dibebankan untuk mencerminkan porsi aset tetap – kadang disajikan sebagai property, plant, and equipment atau PP&E – yang dikonsumsi selama periode pelaporan. Itu mewakili penurunan manfaat ekonomi dari aset tetap selama periode pelaporan. Itu diakumulasikan dan digunakan untuk mengurangi aset tetap, yang mana nilai bersihya disajikan di aset tidak lancar. Itu tidak menghasilkan arus kas keluar, karena itu merupakan item non-kas.

  • Anda mungkin menjumpai akun ini di laporan laba rugi. Tapi, di beberapa perusahaan, itu tidak muncul dan anda harus mencarinya di catatan atas laporan keuangan, di pembahasan tentang aset tetap. Perusahaan biasanya menyajikan rinciannya. Alternatifnya, Anda juga dapat menghitungnya dengan mengurangi saldo akumulasi penyusutan periode saat ini dengan saldo akumulasi penyusutan periode sebelumnya.

Beban amortisasi (amortization expenses) – mirip dengan beban depresiasi. Hanya saja, itu berlaku untuk aset tidak berwujud. Seperti depresiasi, itu juga adalah item non kas. Jika tidak disajikan, anda dapat mencarinya di catatan atas laporan keuangan.

Beban bunga (interest expense) – biaya untuk utang yang dimiliki oleh perusahaan seperti bunga bank dan kupon obligasi. Perusahaan rutin membayarnya bahkan ketika pendapatan sedang jatuh.

  • Terkadang, perusahaan menggabungkannya dengan pendapatan bunga dan melaporkannya sebagai bunga bersih. Dalam kasus lain, kedua akun dicantumkan secara terpisah.
  • Selanjutnya, di laporan keuangan, perusahaan mungkin juga menggabungkannya ke beban keuangan, yang mana tidak hanya mencantumkan beban bunga, tapi juga menggabungkannya dengan item lain seperti beban sewa. Anda harus memeriksa catatan atas laporan keuangan untuk melihat rinciannya.

Beban pajak (tax expense) – jumlah total pajak yang dibayar oleh perusahaan ke otoritas pajak. Itu sama dengan jumlah pajak penghasilan terutang kepada pemerintah dan setiap perubahan dalam aset dan liabilitas pajak tangguhan.

Laba

Keuntungan atau laba (profit) adalah pendapatan tersisa setelah dikurangi dengan beban terkait. Itu kita sebut juga dengan istilah income atau earnings. Ada berbagai ukuran laba, termasuk laba kotor, laba operasi, EBITDA, EBIT, laba sebelum pajak dan laba bersih.

  • Kerugian (loss) – pendapatan kurang dari beban. Dalam laporan keuangan, istilah itu lebih digunakan untuk merujuk pada penurunan laba bersih dari aktivitas non-inti seperti kerugian penurunan nilai aset atau ketika menjual aset kurang dari nilai tercatatnya. Sedangkan, perusahaan menggunakan istilah “laba” di laporan laba rugi meski melaporkan kerugian – hanya angka yang disajikan adalah minus atau dalam tanda kurung.

Laba kotor (gross profit) – pendapatan minus harga pokok penjualan (COGS). Disebut juga dengan margin kotor (gross margin). Itu mewakili pendapatan tersisa setelah perusahaan membayar biaya langsung terkait dengan pembuatan produk.

  • Laba kotor = Pendapatan – COGS

Laba operasi (operating profit) – laba kotor setelah dikurangi dengan beban operasi (operating expense). Beban operasi biasanya merujuk pada beban SG&A. Itu mewakili laba dari bisnis inti. Disebut juga dengan operating income.

  • Laba operasi = Laba kotor – Beban SG&A
  • Laba operasi = Pendapatan – COGS – Beban SG&A

Secara teori, laba operasi hanya memasukkan beban-beban yang berulang seperti COGS dan beban SG&A. Tapi, terkadang, dalam praktiknya, perusahan mungkin memasukkan biaya tidak berulang seperti penghapusan – karena terkait dengan bisnis inti – dalam menghitung laba operasi. Karena itu, anda perlu untuk melihat secara dekat laporan laba rugi untuk menemukan kasus seperti itu. Anda mungkin mengecualikan item tersebut untuk menghasilkan perbandingan yang lebih masuk akal dengan perusahaan lain. Atau, anda mungkin memasukkan mereka dalam perhitungan.

Earnings before interest and tax (EBIT) – ukuran laba sebelum disesuaikan dengan bunga dan pajak.

  1. EBIT = Pendapatan – COGS – Beban SG&A; atau
  2. EBIT = Laba bersih + Pajak + Bunga

Rumus pertama sama dengan laba operasi. Sedangkan, yang kedua lebih volatil karena memasukkan hasil non-operasional seperti keuntungan (kerugian) translasi mata uang, penjualan aset tetap, dsb.

Earnings before interest, tax, depreciation and amortisation (EBITDA) – EBIT setelah disesuaikan dengan komponen non-kas seperti beban depresiasi dan amortisasi. Itu mengukur berapa banyak uang yang dihasilkan perusahaan sebelum membayar pajak dan bunga.

  • EBITDA = EBIT + Depresiasi dan amortisasi; atau
  • EBITDA = Pendapatan – COGS – Beban SG&A + Depresiasi dan amortisasi; atau
  • EBITDA = Laba bersih + Pajak + Bunga + Depresiasi dan amortisasi

Net operating profit after tax (NOPAT) – mengukur kekuatan laba dengan mengecualikan penghematan pajak dari utang. Banyak perusahaan memperoleh manfaat dengan memiliki utang karena bunganya adalah pengurang pajak. Jadi, rasio ini mengabaikan manfaat semacam itu.

  • NOPAT = Laba operasi x (1- Tarif pajak); atau
  • NOPAT = EBIT x (1 – Tarif pajak)

Earnings before interest after taxes (EBIAT) – mengukur seberapa bagus perusahaan menghasilkan keuntungan tanpa melihat bagaimana itu dibiayai (utang atau ekuitas).

  • EBIAT = EBIT x (1- Tarif pajak) → sama dengan NOPAT jika EBIT = laba operasi
  • EBIAT = Laba bersih + Bunga – Pajak

Laba sebelum pajak (pretax profit)– mengukur seberapa besar keuntungan perusahaan selama periode pelaporan sebelum beberapa dibayarkan ke pemerintah sebagai pajak. Disebut juga dengan pretax income, pretax earnings, earnings before tax (EBT), dan profit before tax.

  • Laba sebelum pajak = Laba operasi + Keuntungan (kerugian) non-operasi

Laba bersih (net profit) – mengukur keuntungan perusahaan setelah membayar semua bebannya, termasuk pajak dan bunga, tapi mempertimbangkan item-non kas (seperti depresiasi dan amortisasi). Karena itu, itu tidak sama dengan total uang yang dihasilkan perusahaan selama periode pelaporan. Disebut juga dengan bottom line, net income atau net earnings.

  • Laba bersih = Total pendapatan – Total beban
  • Laba bersih = Laba sebelum pajak – Beban pajak

Laba per saham

Laba per saham (earnings per share atau EPS) mengukur kira-kira berapa yang didapat pemegang saham biasa (common shareholders) jika perusahaan membayarkan semua laba bersihnya sebagai dividen. Itu adalah angka kira-kira, karena tidak mencerminkan jumlah uang yang didapat. Sekali lagi, laba bersih tidak sama dengan uang yang dihasilkan perusahaan.

EPS = (Laba bersih – Dividen preferen)/Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar

Dividen preferen (preferred dividend) merujuk pada dividen bagi pemegang saham preferen. Meski tidak memiliki hak suara, mereka memiliki hak pertama untuk menerima dividen sebelum dibagikan ke pemegang saham biasa. Itu dikurangkan karena tidak termasuk dalam beban pada laporan laba rugi dalam perhitungan laba bersih.

Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar (weighted average number of shares outstanding) adalah jumlah saham yang beredar sepanjang tahun, ditimbang sesuai dengan proporsi tahun beredarnya. Itu disesuaikan dengan efek aksi korporasi seperti stock split dan dividen saham, karena mereka mempengaruhi jumlah saham yang beredar.

Selanjutnya, jika tidak memiliki surat berharga dilutif, perusahaan hanya menyajikan EPS dasar (basic EPS) seperti rumus di atas. Tapi, jika ada, perusahaan melaporkan EPS dasar dan EPS dilutif.

Efek aksi korporasi terhadap EPS

Beberapa aksi korporasi mempengaruhi jumlah saham yang beredar:

Pembelian kembali saham (stock repurchase). Perusahaan menarik kembali – dan karena itu mengurangi – saham biasa yang beredar, mungkin untuk mendorong naik harga sahamnya dan memperbaiki rasio keuangan.

  • Perusahaan biasanya melakukan aksi korporasi ini ketika pasar telah mendiskontokan sahamnya terlalu tinggi dan perusahaan memiliki kas yang cukup besar untuk membeli kembali. Disebut juga dengan stock buyback.

Stock split. Perusahaan memecah satu saham menjadi beberapa saham. Itu meningkatkan jumlah saham beredar karena menambahkan saham baru. Misalnya, stock split 3:1 berarti pemegang saham saat ini berhak mendapatkan 2 saham baru untuk setiap saham yang dimiliki. Jika jumlah saham beredar saat ini adalah 1.000 lembar saham, setelah stock split, itu menjadi 3.000 lembar saham. EPS turun karena jumlah saham yang beredar meningkat. Sedangkan, nilai perusahaan tidak berubah.

Dividen saham (stock dividend). Perusahaan membayar dividen dengan memberikan tambahan saham kepada pemegang saham yang ada, alih-alih uang tunai. Jumlah saham yang beredar meningkat tapi tidak mempengaruhi saldo kas perusahaan.

EPS dilusian (diluted EPS)

Laba per saham dilusian (diluted EPS) adalah jika semua surat berharga dilusian dieksekusi, berapa banyak yang didapat pemegang saham biasa. Dengan kata lain, itu adalah EPS jika semua surat berharga dilutif dikonversi menjadi saham biasa.

EPS dilusian = (Laba bersih – Dividen preferen)/(Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar + Saham biasa baru yang diterbitkan pada saat konversi)

Surat berharga konversi (convertible securities) adalah instrumen keuangan yang mana pemegangnya berhak untuk mengubahnya menjadi surat berharga lain – dalam kasus ini, menjadi saham biasa – dari penerbit yang sama. Contohnya adalah obligasi konversi, opsi saham, saham preferen konversi dan waran.

  • Struktur modal sederhana (simple capital structure) – jika perusahaan tidak memiliki surat berharga konversi dalam komposisi modalnya. Sehingga, tidak ada efek dilutif pada perhitungan EPS.
  • Struktur modal kompleks (complex capital structure) – jika perusahaan memiliki surat berharga konversi.

Apakah mengeksekusi surat berharga konversi menurunkan EPS?

  • Surat berharga dilutif (dilutive securities) – jika surat berharga konversi dieksekusi, maka jumlah saham biasa yang beredar meningkat, menghasilkan EPS dilusian lebih rendah dari EPS dasar.
  • Surat berharga antidilutive (antidilutive securities) – jika konversi tidak menghasilkan EPS dilusian yang lebih rendah daripada EPS dasar. Karena itu, mereka tidak diperhitungkan ketika menghitung EPS dilusian.

Apa itu item tidak berulang?

Item tidak berulang (non-recurring items) muncul sesekali di laporan keuangan. Mereka bukan dari operasi normal, melainkan dari peristiwa tidak biasa atau satu kali. Nilai mereka bisa signifikan. Sehingga, mereka berdampak besar terhadap fluktuasi laba. Mereka muncul sesekali di periode tertentu tapi kemudian, tidak muncul lagi di periode berikutnya. Contohnya adalah pendapatan dari mendivestasi anak usaha atau menjual aset.

Dan dalam akuntansi, mereka terbagi ke dalam dua kelompok:

  • Operasi yang dihentikan (discontinued operations) merujuk pada bagian dari bisnis di mana perusahaan memutuskan untuk tidak melanjutkan atau menjualnya ke pihak lain. Untuk meningkatkan komparabilitas laba operasi dari tahun ke tahun, perusahaan melaporkannya secara terpisah dari operasi yang dilanjutkan dalam laporan laba rugi.
  • Item luar biasa (extraordinary item) adalah item terkait peristiwa dan transaksi material, berada di luar operasi bisnis biasa, dan tidak bersifat berulang.

Bagaimana menganalisis laporan laba rugi?

Jika hanya mengandalkan laporan laba rugi saja, ada dua metode yang dapat anda gunakan untuk menganalisisnya: analisis vertikal dan analisis horizontal.

Sekarang, mari kita standarisasi laporan laba rugi di bagian atas menjadi sebagai berikut:

Laporan laba rugi terstandarisasi
Laporan laba rugi terstandarisasi

Analisis horizontal

Analisis horizontal membandingkan sebuah akun dengan nilainya di tahun tertentu (tahun dasar). Singkat cerita, itu adalah perbandingan historis. Anda meninjau dan membandingkan perubahan jumlah dolar setiap akun di laporan laba rugi untuk beberapa periode pelaporan. Untuk lebih mudah dalam menginterpretasikan, anda dapat mengkonversinya menjadi persen.

Pertama anda memilih tahun tertentu sebagai tahun dasar. Lalu, jadikan angkanya sebagai 100 persen. Katakanlah, yang dipilih adalah tahun 2018.

Kedua, bagi angka-angka di akun yang sama setelah tahun dasar dengan angka di tahun dasar, kalikan hasilnya dengan 100%. Katakanlah, pendapatan di tahun 2018 adalah sebesar IDR73,395 miliar dan 2019 adalah sebesar IDR76,593 miliar. Maka, jika dikonversi menjadi persen, itu menjadi (76,593/73,395) * 100% = 104%.

Ketiga, lakukan perhitungan yang sama untuk seluruh akun di laporan laba rugi. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Analisis horizontal - Laporan laba rugi
Analisis horizontal – Laporan laba rugi

Bagaimana cara membacanya?

Lihat pendapatan di baris paling atas. Persentasenya di tahun 2020 adalah 111%, menunjukkan itu telah meningkat dibandingkan dengan angkanya di tahun 2018. Berapa persen peningkatannya? Itu sama dengan 11% (111%-100%). Begitu juga, laba bersih setelah MI, di baris paling bawah, menunjukkan angka 155%, yang mana berarti itu meningkat sekitar 55% dibandingkan dengan tahun 2018.

Selain cara diatas, anda juga dapat menghitung persentase pertumbuhan untuk setiap akun setiap tahun. Itu berguna untuk melihat tren peningkatan (penurunan) dari waktu ke waktu. Ambil contoh pendapatan.

  • Di tahun 2019: [(76,593 – 73,395)/73,395] * 100% = 4%
  • Di tahun 2010: [(81,731 – 76,593)/76,593] * 100% = 7%

Untuk tahun 2020, jika anda jumlahkan persentase pertumbuhannya dengan tahun 2019, itu sama dengan 11% atau sekitar 111% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2018.

Analisis vertikal

Analisis vertikal membandingkan akun-akun di laporan laba rugi sebagai persentase dari total pendapatan di tahun yang sama. Itu berguna untuk menjawab pertanyaan: item baris apa yang paling berkontribusi terhadap keuntungan? Beban mana yang paling signifikan mengurangi pendapatan perusahaan?

Analisis vertikal- Laporan laba rugi
Analisis vertikal- Laporan laba rugi

Dari analisis vertikal, anda akan mendapatkan beberapa rasio margin keuntungan. Rasio yang anda dapatkan, tergantung pada format laporan terstandarisasi yang anda gunakan. Katakanlah, kita ambil untuk tahun 2020. Untuk laporan diatas, kita mendapatkan margin keuntungan sebagai berikut:

  • Gross profit margin = (26.752/81.731) * 100% = 33%
  • Operating profit margin = (12.889 /81.731) * 100% = 16% (2018: 12%; 2019: 13%)
  • Pre-tax profit margin = (12.426 /81.731) * 100% = 15%
  • Net profit (before MI) margin = (8.752 /81.731) * 100% = 11%

Sekarang, ambil acak. Perhatikan margin laba operasi. Anda dapat melihat, itu meningkat dari 13% di 2019 dan 16% di 2020. Apa penyebabnya? .

Beban penjualan tidak berubah dibandingkan dengan sebelumnya, mengurangi sekitar 11% pendapatan perusahaan. Begitu juga, beban umum dan administrasi mengurangi sekitar 6% pendapatan perusahaan, tidak berubah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan operasi lainnya berkontribusi minimum, kurang dari 0,5% (sehingga jika dibulatkan, itu adalah 0%).

Kenaikan margin laba operasi terjadi karena harga pokok penjualan (COGS) berkontribusi lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika di tahun 2019, itu mengurangi sekitar 70% pendapatan perusahaan, maka di tahun 2020, itu hanya mengurangi 67%.

Apakah COGS menurun?

Anda dapat lihat angkanya naik. Hanya saja, kenaikannya (2,0%) lebih rendah daripada kenaikan pendapatan (6,7%).

Margin keuntungan

Margin keuntungan pada dasarnya hasil dari analisis vertikal sebagaimana saya jelaskan di atas. Itu menunjukkan berapa persen sisa pendapatan setelah perusahaan membayar beban-beban terkait. Rasio yang lebih tinggi adalah lebih diinginkan karena perusahaan membukukan laba yang lebih besar untuk setiap pendapatan yang diperoleh.

Menghitung margin keuntungan adalah mudah. Ambil ukuran-ukuran laba sebagaimana saya bahas sebelumnya, dan bagi dengan pendapatan.

  • Gross profit margin = Gross profit/ Revenue
  • Operating profit margin = Operating profit / Revenue
  • EBIT margin = EBIT / Revenue
  • EBITDA margin = EBITDA / Revenue
  • NOPAT margin = NOPAT / Revenue
  • EBIAT margin = EBIAT / Revenue
  • Pretax profit margin = Pretax profit / Revenue
  • Net profit margin = Net profit/ Revenue
  • Share on Twitter Share on Twitter
  • Share on Facebook Share on Facebook
  • Share on LinkedIn Share on LinkedIn

Footer

CARI

POPULER

  • Strategi Penetapan Harga: Jenis, Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
  • Weighted Average Cost of Capital (WACC): Formula, Cara Menghitungnya
  • Kurva Permintaan Agregat: Concept, Alasan Miring ke Bawah, dan Faktor yang Mempengaruhi
  • Permintaan Agregat: Definisi, Alasan Miring, Determinan
  • Penilaian 360 Derajat: Kelebihan dan Kelemahan

TOPIK

Analisis Keuangan Ekonomi Internasional Makroekonomi Mikroekonomi Motivasi Organisasi Bisnis Pemasaran Permintaan Produk Rasio Keuangan Sektor Ekonomi Strategi Struktur Organisasi

Copyright © 2022 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami