Artikel ini menyajikan berbagai hal tentang neraca keuangan. Apa itu neraca dan mengapa itu harus ditinjau adalah bagian pembuka. Kemudian, anda akan belajar tentang pelaporan neraca, termasuk asumsi yang digunakan untuk menampilkan akun seperti persediaan dan depresiasi. Di bagian berikutnya, anda akan menemukan berbagai akun di neraca, termasuk contohnya. Terakhir adalah tentang bagaimana menganalisis neraca, termasuk rasio yang relevan.
Apa itu neraca keuangan?
Neraca keuangan (balance sheet) adalah bagian utama laporan keuangan selain laporan laba rugi dan laporan arus kas, menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Nama lainnya adalah laporan posisi keuangan (statements of financial position) atau laporan kondisi keuangan (statement of financial condition).
Neraca keuangan terbagi menjadi tiga kelompok: aset, liabilitas dan ekuitas pemegang saham. Aset mewakili sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sedangkan, liabilitas dan ekuitas mewakili klaim atas sumber daya tersebut. Ketiganya terhubung dalam persamaan akuntansi: aset = liabilitas + ekuitas pemegang saham.
Panduan Memahami Laporan Keuangan
Untuk apa neraca keuangan digunakan? Mengapa itu penting?
Dikombinasikan dengan laporan laba rugi dan laporan arus kas, neraca vital untuk memahami dan mengevaluasi seberapa sehat keuangan perusahaan. Neraca memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Itu menunjukkan ke anda apa yang dimiliki perusahaan (aset) dan siapa pemiliknya (liabilitas dan ekuitas pemegang saham). Di dalamnya, anda dapat memperoleh informasi berharga dan menjawab beberapa pertanyaan seperti:
- Berapa uang yang dimiliki perusahan di titik waktu tertentu?
- Seberapa besar utang perusahaan, baik jangka pendek dan jangka panjang?
- Seberapa besar perusahaan tergantung pada utang untuk membiayai ekspansi jangka panjang dan untuk membiayai asetnya?
- Seberapa mampu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang?
- Seberapa bagus fleksibilitas keuangan perusahaan untuk mendapatkan modal tambahan?
- Seberapa bagus modal kerja perusahaan? Apakah itu negatif?
- Berapa banyak uang yang terutang di pelanggan?
Tapi, anda harus menafsirkan angka di dalamnya dengan hati-hati, terutama jika anda ingin membandingkannya dengan perusahaan pesaing. Dasar pengukuran aset dan liabilitas bisa sangat bervariasi antar perusahaan. Perusahaan memiliki beberapa fleksibilitas. Itu berdampak signifikan pada angka yang dilaporkan dan terkadang, membuat akun yang sama antar perusahaan kurang dapat diperbandingkan.
Kemudian, neraca mencerminkan posisi keuangan di titik waktu tertentu. Angka-angka di dalamnya hanya mencerminkan nilainya pada tanggal pelaporan. Jadi, mereka tidak mencerminkan nilai pasar saat ini. Misalnya, perusahaan biasanya melaporkan tanah yang diakuisisi pada biaya historisnya. Jika harganya telah naik sejak tanggal akuisisi, nilai aset yang dilaporkan di neraca lebih rendah daripada yang seharusnya jika menggunakan nilai pasar saat ini. Singkat cerita, neraca hanya menampilkan nilai buku, bukan nilai pasar.
Bagaimana perusahaan melaporkan neraca keuangan?
Perusahaan mungkin menyajikan neraca keuangan berbentuk report format atau account format.
- Bentuk staffel (report format). Perusahaan menyajikan aset, liabilitas, dan ekuitas dalam satu kolom. Aset ada di posisi paling atas, kemudian diikuti dengan liabilitas dan ekuitas.
- Bentuk T (account format). Perusahaan menyajikan aset aset, liabilitas, dan ekuitas dalam dua kolom. Aset berada di sebelah kiri neraca. Sedangkan, dua lainnya di sisi kanan, liabilitas di sebelah atas dan di bawahnya ada ekuitas.
Untuk akun-akun di aset dan liabilitas, perusahaan biasanya mengelompokkannya menjadi subkategori lancar dan tidak lancar. Di masing-masing subkategori, akun disajikan berdasarkan urutan likuiditas, di mana akun paling likuid seperti kas berada di bagian paling atas kemudian diikuti akun yang kurang likuid.
Metode persediaan
Di bawah IFRS, persediaan dilaporkan berdasarkan metode biaya atau nilai realisasi bersih (net realizable value), mana yang lebih rendah. Biaya persediaan mencakup biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. Sementara itu, di bawah US GAAP, itu dilaporkan menggunakan metode biaya atau nilai pasar, mana yang lebih rendah.
- Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dikurangi biaya penjualan.
Adapun, biaya penjualan dihitung menggunakan:
- Metode identifikasi khusus (specific identification method) untuk barang yang tidak dapat dipertukarkan dengan barang lain.
- Metode LIFO, FIFO, atau biaya rata-rata untuk barang yang dapat dipertukarkan dengan barang lain – IFRS hanya membolehkan dua yang terakhir.
Metode identifikasi khusus (specific identification method) mengidentifikasi item secara spesifik, mana yang dijual dan mana yang tersisa dalam persediaan untuk dibawa ke periode selanjutnya. Akuntan kemudian menetapkan biaya secara individual alih-alih mengelompokkan item menjadi satu.
First‐In, First‐Out (FIFO) mencocokkan penjualan dengan biaya item persediaan dalam urutan di mana mereka ditempatkan dalam persediaan. Itu mengasumsikan barang yang pertama kali dibeli adalah yang terjual pertama.
Sehingga, perusahaan menghitung biaya persediaan berdasarkan pada harga barang yang paling baru dibeli. Sedangkan, harga pokok penjualan dihitung menggunakan harga item tertua.
Last-In, First-Out (LIFO) adalah kebalikan dari metode FIFO. Itu mengasumsikan barang yang paling baru dibeli adalah yang pertama kali terjual. Sehingga, biaya persediaan mencakup item yang paling awal. Sedangkan, harga pokok penjualan dihitung berdasarkan item yang paling baru dibeli.
Metode biaya rata-rata tertimbang (weighted average cost method) menetapkan biaya unit yang sama ke semua unit yang tersedia untuk dijual selama periode tersebut.
Metode depresiasi
Pada awalnya, perusahaan mengukur aset tetap sebesar biaya perolehannya. Kemudian, mereka diukur dengan menggunakan model biaya atau model revaluasi di bawah IFRS dan hanya model biaya di bawah US GAAP. Mereka kemudian disusutkan dan dialokasikan sebagai beban depresiasi selama masa manfaatnya.
- Beban penyusutan (depreciation expense) merujuk pada estimasi penurunan nilai ekonomi aset tetap untuk periode tertentu. Perusahaan melaporkannya pada laporan laba rugi. Sementara itu, perusahaan menggunakan akumulasi penyusutan untuk mengurangi aset tetap yang tersaji di neraca.
Metode depresiasi (depreciation method) mengalokasikan biaya aset tetap seperti pabrik dan peralatan selama estimasi masa manfaat mereka.
Depresiasi garis lurus (straight-line depreciation) mengalokasikan beban penyusutan secara merata selama perkiraan masa manfaat. Untuk menghitung beban depresiasi, pertama anda menghitung selisih antara biaya aset dan nilai sisa. Kemudian, anda membagi hasilnya dengan jumlah tahun usia aset untuk digunakan.
Depreciation expense = (Cost – Salvage value) / Useful life
Metode yang dipercepat (accelerated method) mengalokasikan proporsi yang relatif besar dari biaya suatu aset ke tahun-tahun awal masa manfaatnya. Dengan kata lain, itu mencatat lebih banyak beban penyusutan di tahun-tahun awal masa pakai aset, membuat laba bersih yang dilaporkan lebih rendah daripada metode garis lurus. Contohnya adalah double-declining balance method.
- Double-declining balance method menerapkan dua kali lipat tarif penyusutan garis lurus dikalikan nilai buku yang menurun (biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan).
Depreciation expense = (2 / Useful life) * (Cost – Accumulated depreciation)
Instrumen keuangan
Instrumen keuangan (financial instruments)merujuk pada kontrak moneter antara dua entitas. Mereka bisa berupa aset keuangan atau liabilitas keuangan. Aset keuangan bisa berupa piutang dan investasi dalam surat berharga seperti saham dan obligasi. Sedangkan, labilitas keuangan bisa berupa utang obligasi dan wesel bayar.
- Instrumen derivatif (derivative instruments) adalah instrumen keuangan atau kontrak lain di mana harganya berasal dari harga aset yang mendasari. Contoh instrumen derivatif adalah opsi, forward, future, dan swap. Sementara itu, aset yang mendasari dapat berupa saham, obligasi, indeks, ataupun komoditas.
Tiga kelompok aset keuangan adalah:
Surat berharga tersedia untuk dijual (available-for-sale securities) adalah surat berharga di mana perusahaan bersedia menjual tetapi tidak secara aktif berencana untuk menjual. Perusahaan menyajikan mereka di neraca berdasarkan nilai wajar. Sementara itu, untuk keuntungan yang belum direalisasi, perusahaan memasukkannya di pendapatan komprehensif lain.
- Mark-to-market adalah proses untuk mengukur dan menyesuaikan aset atau liabilitas keuangan dengan nilai pasar saat ini atau nilai wajar mereka. Itu bertujuan untuk memberikan penilaian yang realistis dengan kondisi aktual.
Surat berharga dimiliki untuk diperdagangkan (held-for-trading securities) adalah merujuk pada surat berharga dibeli untuk dijual dalam waktu dekat, biasanya kurang dari satu tahun. Selama masih dipegang, perusahaan mengharapkan nilainya terapresiasi, sehingga dapat dijual dengan untung.
- Perusahaan melaporkan mereka pada nilai wajar di neraca. Sedangkan, perusahaan menyajikan pendapatan bunga, pendapatan dividen, keuntungan dan kerugian yang direalisasi, dan keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi di laporan laba rugi.
Surat berharga dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity securities) merujuk pada surat utang yang dimiliki perusahaan dan dipegang hingga jatuh tempo. Di neraca, perusahaan menyajikannya pada biaya perolehan diamortisasi. Biaya perolehan diamortisasi sama dengan nilai nominal surat berharga dikurangi diskonto belum diamortisasi ditambah premi yang belum diamortisasi.
- Perusahaan tidak mengakui keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi di laporan laba rugi. Perusahaan hanya mengakui keuntungan dan kerugian tersebut saat surat berharga tersebut dijual.
Bagaimana membaca neraca keuangan? Apa saja item di dalamnya?

Formula dasar untuk neraca adalah:
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Persamaan matematis itu kita sebut persamaan akuntansi, menunjukkan ketika aset berubah setidaknya liabilitas atau ekuitas juga harus berubah. Formula di atas sangat penting ketika anda membuat model keuangan penuh, yang mana menghubungkan antara neraca dengan laporan laba rugi dan laporan arus kas.
Neraca terhubung ke laporan arus kas melalui akun kas dan setara kas. Persamaannya adalah begini:
- Aset = Aset non-kas + Saldo akhir kas dan setara kas
- Aset = Aset non-kas + Saldo awal kas dan setara kas + Perubahan kas bersih
- Aset = Aset non-kas + Saldo awal kas dan setara kas + Kas bersih dari aktivitas operasi + Kas bersih dari aktivitas investasi + Kas bersih dari aktivitas pembiayaan
Sementara itu, laporan laba rugi terhubung dengan neraca melalui laba ditahan.
- Ekuitas = Komponen ekuitas lainnya + Laba ditahan akhir
- Ekuitas = Komponen ekuitas lainnya + Laba ditahan awal + Laba bersih – Dividen
Aset
Aset mewakili sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan. Mereka memberikan manfaat ekonomi ke perusahaan, yang mana bisa aliran kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya. Kapan perusahaan memperoleh manfaat ekonomi? Aset kemudian dikelompokkan menjadi dua kategori:
- Aset lancar (current assets). Disebut juga dengan aset jangka pendek.
- Aset tidak lancar (noncurrent assets). Disebut juga dengan aset jangka panjang.
Aset lancar
Aset lancar (current assets) mengalirkan manfaat ekonomi ke perusahaan dalam satu siklus operasi, biasanya didefinisikan sebagai satu tahun. Perusahaan mengharapkan dapat menggunakan mereka atau mengkonversi mereka menjadi uang tunai 12 bulan mendatang.
Ketika membaca laporan keuangan, anda mungkin akan menemukan akun-akun di bawah ini di aset lancar:
- Kas dan setara kas (cash and cash equivalents)
- Marketable securities
- Piutang usaha (accounts receivable)
- Persediaan (inventory)
- Beban dibayar dimuka (prepaid expense)
- Aset pajak tangguhan (deferred tax assets)
Perusahaan tidak menampilkan beberapa akun yang tidak material secara terpisah, alih-alih mereka digabung ke dalam satu akun, aset lancar lainnya.
Kas dan setara kas – aset paling likuid dan karena itu, tersaji di baris paling atas aset. Itu mencakup dua sub-akun, akun kas dan akun setara kas. Perusahaan biasanya menyajikan keduanya dalam satu baris sebagai kas dan setara kas.
- Kas mewakili aset paling likuid, termasuk uang ditangan dan di deposito di bank.
- Setara kas adalah investasi jangka pendek di instrumen yang sangat likuid. Mereka mendekati kas dan siap dikonversi menjadi kas dalam jumlah yang diketahui. Mereka berkualitas tinggi, jatuh tempo kurang dari 90 hari, dan ketika suku bunga berubah, kecil kemungkinan nilai mereka berubah. Mereka diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar, yang mana keduanya biasanya menghasilkan angka yang sangat mirip.
Marketable securities– investasi untuk dijual kembali dalam waktu dekat dan memiliki pasar tersedia pasar untuk itu. Mereka dapat berupa saham, surat utang, ataupun opsi, yang mana dapat dengan mudah dijual dalam jangka pendek. Perusahaan memegangnya untuk mendapatkan pengembalian atas kas sementara yang tidak terpakai. Perusahaan melaporkannya pada harga pasar. Dikenal juga dengan investasi jangka pendek.
Piutang usaha (accounts receivable) – jumlah terutang kepada perusahaan oleh pelanggan. Akun ini muncul ketika perusahaan telah mengirimkan barang atau menyediakan jasa ke pelanggan tapi belum menerima pembayaran hingga akhir tanggal pelaporan.
- Perusahaan melaporkan piutang usaha di neraca sebesar nilai realisasi bersih, yakni disesuaikan dengan penyisihan piutang ragu-ragu sebagai akun kontra.
- Piutang (receivable)berarti jumlah terutang oleh pihak ketiga, mungkin pelanggan atau non pelanggan. Itu bisa piutang usaha dan piutang non-usaha seperti piutang pajak penghasilan dan piutang klaim asuransi.
- Piutang dagang (trade receivable) biasanya digunakan secara bergantian dengan piutang usaha. Itu mengacu pada setiap piutang yang dihasilkan dengan menjual produk atau menyediakan layanan kepada pelanggan.
Persediaan – barang dagangan perusahaan, bahan mentah, barang setengah jadi, barang dalam proses, dan produk jadi yang belum terjual. Mereka mungkin berada di gudang atau masih di jalur produksi.
- Akun ini strategis untuk bisnis seperti manufaktur dan ritel. Katakanlah, nilainya terus meningkat dari tahun ke tahu. Itu kemungkinan mengindikasikan perusahaan membuat atau membeli lebih banyak barang daripada yang dapat dijualnya. Itu pada akhirnya mengarah pada laba yang lebih rendah.
Beban dibayar dimuka (prepaid expense) – muncul ketika perusahaan telah membayar pemasok tetapi belum menerima barang atau jasa. Itu mewakili aliran masuk manfaat ekonomi di masa depan tapi tidak melibatkan aliran kas masuk. Sehingga, ketika menghitung rasio likuiditas seperti quick ratio, itu dikecualikan.
Aset pajak tangguhan (deferred tax assets)– muncul ketika kelebihan jumlah dibayarkan relatif terhadap laba akuntansi. Penghasilan kena pajak melebihi laba akuntansi dan utang pajak penghasilan lebih tinggi dari beban pajak. Perusahaan mengharapkan untuk memulihkan selisih di masa depan ketika beban pajak melebihi utang pajak penghasilan.
Aset tidak lancar
Aset tidak lancar (non-current assets) diharapkan membawa manfaat ekonomi selama lebih dari satu tahun. Seperti aset lancar, mereka biasanya dipecah menjadi beberapa akun seperti aset tetap, investasi jangka panjang dan aset tidak berwujud.
Investasi jangka panjang (long-term investments) – investasi perusahaan dalam berbagai kelas aset – seperti properti, saham, obligasi – dan dimiliki perusahaan selama lebih dari satu tahun. Berbeda dari investasi jangka pendek, perusahaan mungkin tidak menjual mereka selama bertahun-tahun dan, dalam beberapa kasus, mungkin tidak akan pernah dijual.
- Properti investasi (investment property) – properti dibeli untuk memperoleh pendapatan sewa, apresiasi modal atau keduanya. Itu berbeda dengan properti untuk aktivitas operasi seperti gedung kantor.
Properti, pabrik dan peralatan (property, plant and equipment atau PP&E) – merujuk pada aset tetap perusahaan. Mereka mewakili aset tidak lancar yang berwujud, dan digunakan oleh perusahaan dalam aktivitas operasi untuk menghasilkan pendapatan. Item-itemnya mungkin termasuk tanah, fasilitas pabrik, bangunan, mesin, furniture, dan peralatan modal.
Aset tidak berwujud (intangible assets) – aset tanpa substansi fisik tetapi mengalirkan manfaat ekonomi kepada perusahaan. Itu termasuk paten, hak cipta, lisensi ekspor, merek dagang, dan goodwill yang dibeli.
- Jika aset tidak berwujud memiliki masa manfaat tak terbatas, mereka tidak diamortisasi, tetapi diuji penurunan nilainya. Sedangkan, mereka yang memiliki umur manfaat terbatas (finite useful lives), diamortisasi secara sistematis selama umurnya, mirip seperti depresiasi untuk aset tetap hanya saja tanpa nilai residual.
- Goodwill terbagi ke dalam goodwill akuntansi dan goodwill ekonomi. Yang pertama dilaporkan di neraca sedangkan yang kedua tidak.
- Goodwill akuntansi muncul ketika perusahaan mengakuisisi perusahaan lain dan membayar lebih tinggi daripada nilai aset bersih target. Dengan kata lain, itu mewakili premi yang dibayarkan oleh perusahaan. Pengakuisisi bersedia membeli pada premium karena perusahaan target memiliki berbagai aset tidak berwujud seperti ekuitas merek, citra perusahaan, hubungan pelanggan, dan paten; yang mana berkontribusi untuk menghasilkan uang di masa depan.
- Goodwill ekonomi berasal dari pengembangan internal perusahaan, bukan dari akuisisi. Meski tidak tercermin di neraca, itu strategis karena mempengaruhi kinerja perusahaan dan prospek masa depannya.
Liabilitas
Liabilitas adalah kewajiban yang ada saat ini dimana penyelesaiannya menghasilkan arus keluar sumber daya, bisa berupa penurunan manfaat ekonomi atau klaim kreditur atas sumber daya perusahaan. Mereka termasuk utang usaha, pendapatan dibayar dimuka, utang jangka pendek, utang pajak, dan utang jangka panjang. Di neraca, perusahan biasanya menyajikannya menjadi dua sub kategori:
- Liabilitas lancar atau disebut juga dengan liabilitas jangka pendek.
- Liabilitas tidak lancar atau disebut juga dengan liabilitas jangka panjang.
Liabilitas lancar
Liabilitas lancar (current liabilities) mewakili kewajiban perusahaan yang mana diharapkan untuk dibayar atau diselesaikan dalam satu tahun. Mereka termasuk utang dagang, utang yang masih harus dibayar, pendapatan ditangguhkan, utang jangka pendek, dan bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun.
Utang jangka pendek (short-term debt) – kewajiban keuangan untuk dilunasi dalam waktu satu tahun, biasanya adalah pinjaman bank. Istilah yang mirip lainnya adalah pinjaman lancar (current borrowing) dan short-term borrowings.
- Bersama dengan porsi lancar dari utang jangka panjang, utang jangka pendek berasal dari aktivitas pembiayaan. Jadi, anda seharusnya mengecualikan keduanya ketika menghitung kas bersih dari aktivitas operasi.
Wesel bayar (notes payable)– janji untuk membayar sejumlah tertentu pada waktu yang telah ditentukan. Itu diterbitkan untuk melunasi utang atau membayar pembelian. Itu bisa liabilitas jangka pendek atau liabilitas jangka panjang tergantung pada kapan itu diharapkan untuk diselesaikan. Selanjutnya, itu seringkali memiliki bunga (meskipun beberapa mungkin tidak).
Utang usaha (accounts payable)– muncul ketika perusahaan membeli input secara kredit dan belum membayarnya hingga tanggal pelaporan neraca. Pemasok telah mengirimkan barang atau menyediakan jasa. Sehingga, perusahaan memiliki kewajiban untuk membayarnya.
- Utang dagang (trade payables) biasanya digunakan secara bergantian dengan utang usaha.
- Payable mewakili jumlah yang harus dibayar. Itu tidak hanya mencakup utang usaha tetapi juga item seperti utang gaji dan wesel bayar (notes payable).
Pendapatan diterima dimuka (unearned revenue) – muncul ketika perusahaan telah menerima pembayaran tapi belum menyerahkan barang atau jasa di akhir periode akuntansi. Juga disebut dengan pendapatan tangguhan (deferred revenue), deferred income atau unearned income.
Utang dividen (dividend payable) – diakui pada saat pengumuman dividen tapi belum dibayar hingga tanggal pelaporan. Itu berlaku untuk dividen tunai atau dividen properti, tidak untuk dividen saham.
Porsi lancar dari utang liabilitas jangka panjang (current portion of long‐term liabilities) – jumlah yang belum dibayar dari liabilitas jangka panjang dan akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan. Itu bisa berasal dari utang bank, obligasi atau liabilitas sewa. Jika masih ada sisa utang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, perusahaan menyajikannya di liabilitas jangka panjang.
Utang pajak penghasilan (income tax payable) – jumlah pajak pendapatan yang terutang oleh perusahaan pada tahun pelaporan. Otoritas menghitung pajak yang dipungut berdasarkan penghasilan kena pajak. Itu mungkin berbeda dengan beban pajak penghasilan yang dihitung di dalam laporan laba rugi.
- Jika perhitungan perusahaan lebih rendah daripada perhitungan otoritas, itu memunculkan utang pajak penghasilan, yang mana mewakili liabilitas perusahaan untuk membayarnya setelah periode akuntansi.
Liabilitas yang masih harus dibayar atau liabilitas akrual (accrued liabilities) – timbul ketika perusahaan telah menerima barang atau jasa, tetapi belum membayarnya pada akhir periode akuntansi. Kadang mengambil nama beban akrual (accrued expense).
Liabilitas tidak lancar
Liabilitas tidak lancar (non-current liabilities) diharapkan untuk diselesaikan di lebih dari satu tahun ke depan. Beberapa kewajiban mungkin jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan, sehingga mereka disajikan di liabilitas lancar bukan di liabilitas tidak lancar.
Utang jangka panjang (long-term debt) – utang dengan jatuh tempo lebih dari satu tahun. Itu bisa jadi utang bank atau obligasi.
- Porsi tidak lancar dari utang jangka panjang (non-current portion of long-term debt) adalah bagian dari utang jangka panjang dan diharapkan akan dibayar dalam waktu satu tahun dari tanggal neraca.
Kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities) – muncul ketika penghasilan kena pajak lebih kecil dari laba akuntansi dan utang pajak penghasilan kurang dari beban pajak. Perusahaan mengharapkan untuk menguranginya di masa depan ketika pajak penghasilan terutang melebihi beban pajak.
Ekuitas
Ekuitas mewakili klaim residual atas aset perusahaan setelah dikurangi liabilitasnya. Dengan kata lain, itu mengacu pada apa pun yang menjadi milik pemilik setelah kewajiban apa pun diperhitungkan. Komponen terbesarnya biasanya adalah modal kontribusi dan laba ditahan. Disebut juga dengan sebagai ekuitas pemilik (owners’ equity), ekuitas pemegang saham (shareholders’ equity), atau kekayaan bersih (net worth).
Modal kontribusi (contributed capital) – modal yang diperoleh dari pemegang saham atau pemilik. Pemegang saham menyuntikkan modal kepada perusahaan dengan membeli saham biasa yang ditawarkan. Disebut juga dengan modal disetor (paid-in capital), common stock, atau issued capital.
- Tambahan modal disetor (additional paid-in capital) adalah investasi oleh pemegang saham yang melebihi nilai par saham. Itu muncul ketika investor membeli saham langsung dari perusahaan pada saat penawaran saham perdana dan membayar harga melebihi nilai par saham. Misalnya, perusahaan menerbitkan 1.000 saham dengan nilai par Rp20 pada harga Rp50, maka Rp30.000 = (Rp50-Rp20) x 1000 dilaporkan sebagai tambahan modal disetor di ekuitas pemegang saham. Dikenal juga dengan contributed capital in excess of par.
- Saham biasa (common share)adalah bukti kepemilikan di sebuah perusahaan di mana pemegangnya memiliki hak suara dan hak atas aset dan dividen yang dibayarkan.
- Saham resmi (authorized share) adalah jumlah maksimum saham yang dapat dikeluarkan perusahaan dan dijual kepada publik tanpa mengubah anggaran dasarnya.
- Saham yang diterbitkan (issued share) adalah jumlah saham yang dijual atau dialihkan ke pemegang saham.
- Saham yang beredar (outstanding shares) merujuk pada jumlah saham resmi dari modal ekuitas yang dijual kepada publik dan saat ini dimiliki oleh pemegang saham. Itu sama dengan jumlah saham yang diterbitkan dikurangi saham treasuri.
Saham preferen (preferred shares) – saham tanpa hak suara tapi memiliki prioritas lebih tinggi daripada saham biasa untuk mengklaim dividen dan aset perusahaan. Perusahaan membagikan dividen ke pemegang saham preferen terlebih dahulu sebelum kepada pemegang saham biasa. Prioritas tersebut juga berlaku untuk pembagian aset ketika likuidasi.
Saham treasuri (treasury shares) – saham beredar yang dibeli kembali oleh perusahaan. Pembelian kembali menyebabkan jumlah saham dan ekuitas pemilik berkurang. Perusahaan menyajikannya di modal ekuitas dengan tanda negatif, mengurangi modal saham biasa.
Laba ditahan (retained earnings) – sama dengan laba bersih yang diperoleh perusahaan minus dividen. Dengan kata lain, perusahaan tidak membagikan seluruh laba bersih sebagai dividen melainkan ditahan di dalam perusahaan sebagai modal ekuitas. Itu adalah angka kumulatif. Saldo akhirnya sama dengan laba ditahan awal ditambah laba bersih dikurangi dengan dividen yang dibagikan. Disebut juga dengan laba yang tidak didistribusikan (undistributed earnings), undistributed profits, atau retained profits.
Accumulated other comprehensive income– angka kumulatif laba komprehensif lainnya, seperti keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas investasi tersedia untuk dijual.
Kepentingan minoritas (minority interest) – kepentingan kepemilikan dengan kurang dari 50% hak suara dalam sebuah perusahaan. Disebut juga dengan kepentingan non-pengendali.
Indikator tambahan
Dari item di neraca, anda juga dapat memperoleh indikator kunci untuk menganalisis laporan keuangan: modal kerja dan modal.
Modal kerja
Modal kerja (working capital) – selisih antara aset lancar dan liabilitas. Itu vital untuk membiayai fungsi operasi sehari-hari perusahaan tanpa harus mengumpulkan dana dari utang atau ekuitas. Modal kerja yang rendah dapat menunjukkan kesulitan keuangan, di mana perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Modal kerja = Total aset lancar – Total liabilitas lancar
- Modal kerja bersih (net working capital) dihitung dengan mengecualikan kas dan setara kas dan utang jangka pendek. Itu biasanya digunakan ketika kita menghitung arus kas dari aktivitas operasi menggunakan metode tidak langsung, yang mana rumusnya adalah laba bersih plus item-non kas di laporan laba rugi (seperti beban depresiasi dan amortisasi) plus perubahan modal kerja bersih. Secara spesifik, utang jangka pendek bukan berasal dari aktivitas operasi, melainkan aktivitas pembiayaan.
Net working capital = Total non-cash current assets – Total non-debt current liabilities
Modal
Modal perusahaan terdiri dari modal utang dan modal ekuitas. Komposisinya kita sebut dengan struktur modal. Utang hanya mencakup utang berbunga, baik utang jangka pendek maupun jangka panjang.
- Total modal = Total utang berbunga + Total ekuitas
- Total modal = Total utang berbunga jangka pendek + Total utang berbunga jangka panjang + Total ekuitas
Leverage keuangan menunjukkan ke anda seberapa besar perusahaan tergantung pada pada utang. Jika memiliki tingkat leverage yang tinggi, kita katakan perusahaan memiliki risiko keuangan yang tinggi sehingga mungkin akan sulit untuk memenuhi kewajiban utangnya.
- Di sisi lain, pembiayaan utang menawarkan biaya modal rendah karena bunga utang adalah pengurang pajak.
- Jadi, perusahaan biasanya akan memadukan pembiayaan ekuitas dan utang untuk mencapai struktur modal yang optimal, sehingga memaksimalkan nilai pasar perusahaan sambil meminimalkan biaya modalnya
Bagaimana menganalisa neraca keuangan?
Idealnya, anda harus menganalisa neraca bersama dengan laporan laba rugi dan laporan arus kas. Tapi, jika anda hanya menganalisis akun neraca, anda akan mendapatkan wawasan seperti modal kerja, atau likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Selain itu, anda juga dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana komponen di neraca berubah dari waktu ke waktu, seperti tentang uang, aset, utang dan ekuitas.
Mari kita standardisasi neraca keuangan di atas menjadi seperti di bawah ini:

Analisis horizontal
Analisis horizontal membandingkan akun di neraca dari waktu ke waktu, menunjukkan bagaimana mereka meningkat atau menurun. Anda mungkin melihat nilainya dari tahun ke tahun. Atau, anda menggunakan tahun dasar sebagai perbandingan untuk tahun berikutnya, dinyatakan sebagai persentase. Katakanlah, tahun dasar adalah 2018 dan dinyatakan sebagai 100%. Kemudian, akun-akun di periode berikutnya (2019-2020) dibagi dengan nilainya di tahun dasar, hasilnya dikalikan dengan 100%.
Ambil total aset sebagai contoh.
Nilainya di tahun 2018 adalah IDR96.538 miliar atau 100%. Untuk mengkonversi nilainya di tahun 2019 dan 2020 anda dapat menghitungnya sebagai berikut:
- 2019: (96.199/96.538) * 100% = 100%
- 2020: (163.137/96.538 ) * 100% = 169%
Ulangi perhitungan yang sama untuk semua akun di neraca. Anda akan mendapatkan hasil seperti berikut:

Persentase total aset adalah 169%, menunjukkan ke anda total aset di tahun 2020 adalah 169% lebih tinggi daripada nilainya di tahun 2018. Dengan kata lain, selama 2018-2020, total aset telah meningkat 69% (169% – 100%). Mengapa meningkat? Cek angka di masing-masing akun dan tandai beberapa akun dengan angka signifikan dan kemudian lihat persentasenya.
Peningkatan terutama berasal dari total aset tidak berwujud, yang mana sebagian besar berasal dari goodwill. Itu meningkat 1307% dari 4,321 di 2018 menjadi 56,463 di 2018, menunjukkan perusahaan menumbuhkan aset melalui akuisisi.
Bagaimana perusahaan membiayai akuisisi. Lihat akun-akun di liabilitas dan ekuitas, tandai akun dengan angka yang signifikan dan lihat persentasenya. Yang paling signifikan adalah akun porsi tidak lancar dari utang jangka panjang, yang mana meningkat 515%. Sementara itu, akun-akun di ekuitas menunjukkan persentase kurang dari itu. Jadi, bisa kita katakan, akuisisi perusahaan dibiayai dari utang alih-alih ekuitas.
Analisis vertikal
Analisis vertikal mengekspresikan setiap akun neraca sebagai persentase dari total aset. Itu memungkinkan kita untuk membandingkan kontribusi mereka terhadap aset perusahaan dari waktu ke waktu.

Perusahaan memiliki 11% aset dalam bentuk tunai di tahun 2020, relatif rendah dibandingkan dengan penjumlahan utang jangka pendek plus utang usahanya (12%). Untuk menumbuhkan di tahun 2020, perusahaan nampaknya mengandalkan akuisisi, tercermin dari peningkatan signifikan goodwill, dari 7% di 2019 menjadi 36% di 2020.
Peningkatan liabilitas, terutama utang berbunga, lebih tinggi dibandingkan dengan ekuitas di 2020. Sebagai hasilnya, total liabilitas berkontribusi lebih tinggi, dari 44% menjadi 51%. Sedangkan, total ekuitas turun dari 56% menjadi 49%. Jika anda periksa dalam item liabilitas, terlihat, perusahaan juga lebih banyak mengandalkan utang berbunga untuk tumbuh di 2020. Utang berbunga mencapai 33% dari total aset di tahun 2020 – penjumlahan dari utang jangka pendek (8%), porsi lancar utang jangka panjang (1%) dan porsi tidak lancar utang jangka panjang (24%). Persentase tersebut meningkat dari 24% di tahun sebelumnya.
Analisis rasio
Analisis rasio pada dasarnya mirip dengan analisis vertikal -anda membandingkan satu akun dengan akun lainnya – tapi anda tidak hanya menggunakan total aset. Selain itu, anda juga harus menjumlahkan beberapa akun menjadi satu untuk memberikan wawasan yang lebih bermakna, seperti total utang dan total modal.
Rasio likuiditas
Rasio likuiditas (liquidity ratio) memberitahu anda kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan harus memiliki uang yang cukup untuk membayar pemasok dan melunasi pinjaman. Tiga rasio yang umum digunakan untuk mengukur likuiditas adalah rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), dan rasio kas (cash ratio).
Rasio lancar (current ratio) – mengukur seberapa cukup aset lancar perusahaan menutupi liabilitas lancar. Itu adalah rasio likuiditas yang paling longgar. Aset lancar mencakup item yang kurang likuid seperti persediaan. Item seperti beban dibayar di muka juga masuk kategori aset lancar, meski tidak mewakili arus kas masuk di masa depan. Juga dikenal dengan rasio modal kerja.
- Rasio lancar = Aset lancar/Liabilitas lancar
Rasio sama dengan satu adalah batas, menunjukkan aset lancar setara dengan liabilitas lancar. Jika itu lebih rendah, perusahaan mungkin mengalami masalah likuiditas.
Rasio cepat (quick ratio) – mengukur likuiditas dengan menggunakan kas dan beberapa item relatif likuid lainnya. Untuk menghitungnya, anda menjumlahkan kas, investasi jangka pendek dan piutang usaha. Kemudian, anda membaginya dengan liabilitas lancar. Disebut juga dengan acid test ratio.
- Quick ratio = (Kas dan setara kas + Investasi jangka pendek + Piutang usaha)/Liabilitas lancar
Rasio cepat yang lebih tinggi adalah lebih diinginkan karena perusahaan memiliki cukup likuiditas untuk memenuhi liabilitas jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan.
Itu mengecualikan persediaan karena kurang likuid untuk dikonversi menjadi uang tunai. Begitu juga, beban dibayar dimuka juga dikecualikan dari perhitungan karena tidak berkontribusi terhadap aliran masuk uang.
Rasio kas (cash ratio) – membandingkan antara kas dan setara kas dengan liabilitas lancar. Itu adalah rasio likuiditas yang paling konservatif dibandingkan dengan rasio cepat atau rasio lancar.
- Rasio kas = Kas dan setara kas/Liabilitas lancar
Rasio kas yang lebih tinggi lebih disukai karena perusahaan memiliki lebih banyak kas untuk memenuhi liabilitas lanar.
Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas (solvency ratio) mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi liabilitas jangka panjang, terutama utang berbunga jangka panjang.
Rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio) – menunjukkan sejauh mana perusahaan membiayai operasinya melalui ekuitas vs. utang berbunga. Rasio yang lebih tinggi menunjukkan leverage keuangan yang tinggi dan dianggap beresiko.
- Debt-to-equity ratio = Total utang/Total ekuitas
Rasio leverage keuangan (financial leverage ratio)– Kadang disebut juga dengan sebagai pengganda leverage keuangan (financial leverage multiplier). Untuk menghitungnya, anda membagi total aset dengan total ekuitas.
- Rasio leverage keuangan = Total aset/Total ekuitas
Rasio total utang (total debt ratio) – menunjukkan seberapa besar perusahaan membiayai asetnya dari utang berbunga. Rasio yang lebih tinggi menunjukkan perusahaan mengandalkan utang untuk menumbuhkan aset.
- Rasio total utang = Total utang / Total aset
Debt-to-capital ratio – menunjukan seberapa tergantung pada utang berbunga pada komposisi modalnya. Anda membagi total utang berbunga dengan total modal. Total modal sama dengan total utang berbunga (jangka pendek dan jangka panjang) plus total ekuitas.
- Debt-to-capital ratio = Total utang / Total modal