Paradoks Icarus (Icarus Paradox) menggambarkan kegagalan dari sebuah bisnis yang sangat sukses, lalu tiba-tiba jatuh. Kejatuhan mungkin disebabkan oleh rasa puas diri, atau kesalahan pasar, atau lingkungan yang berubah dengan cepat.
Perusahaan terlalu fokus pada kesuksesan saat ini. Mereka buta terhadap ancaman di masa depan, sehingga meningkatkan kemungkinan kegagalan di masa depan.
Bisnis semacam itu biasanya lambat dalam kemampuan mereka untuk bereaksi terhadap lingkungan yang berubah. Mereka mungkin terlalu percaya diri bahwa mereka masih superior di pasar.
Kegagalan merek ponsel Nokia dapat menjadi salah satu gambaran paradoks ini. Dahulu, Nokia menguasai pasar ponsel di Indonesia. Hampir setiap orang memilikinya. Pamornya jauh superior dibandingkan dengan Samsung kala itu.
Namun, perubahan teknologi telah membalikkan keadaan. Smartphone muncul, diawali oleh blackberry dan Nokia tidak segera bereaksi. Lalu, berkat kemajuan teknologi dan riset serta pengembangan produk, Samsung muncul sebagai penguasa pasar. Sedangkan, Nokia terjerembab dalam keterpurukan, bahkan ketika mereka mulai meluncurkan smartphone, pasar telah berubah dan mereka tidak dapat mengembalikan posisinya sebagai produsen ponsel terkemuka.