Pemangkiran (absenteeism) berarti pergi tanpa izin dari kantor, terutama berulang kali. Ini umum di beberapa perusahaan di mana ketentuan kontrak kerja lemah atau di mana sanksi untuk ketidakpatuhan diabaikan.
Lebih Dalam Tentang Pemangkiran
Pemangkiran ini berbeda dengan ketidakhadiran normal misalnya karena alasan sakit sesaat atau kepentingan keluarga. Pemangkiran ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
- Masalah pribadi
- Ketidakpuasan kerja
- Sibuk dengan dengan bisnis yang dikembangkan
Apa pun penyebabnya, seorang pekerja yang sering mangkir dapat membahayakan reputasi dan status kerjanya. Namun, beberapa bentuk ketidakhadiran dari pekerjaan dilindungi secara hukum dan tidak dapat menjadi alasan untuk pemutusan hubungan kerja. Diantaranya cuti hamil atau cuti ibadah.
Ketidakhadiran yang tak terjadwal mahal untuk bisnis. Karena karyawan tetap digaji, ini memunculkan biaya tidak adil kepada perusahaan. Tidak ada kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan, namun mereka tetap menerima gaji. Perusahaan mungkin harus membayar lembur kepada pekerja reguler mereka, untuk menutupi kekurangan tenaga kerja.
Berikut adalah akibat dari pemangkiran:
- Biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan pekerjaan karyawan yang tidak hadir
- Kehilangan produktivitas karyawan yang absen
- Lembur bagi karyawan lain untuk diisi
- Penurunan produktivitas keseluruhan karyawan tersebut
- Kemungkinan kehilangan bisnis atau pelanggan yang tidak puas
- Masalah dengan moral karyawan
Solusi
Budaya dan kebijakan perusahaan menjadi salah satu jalan efektif dalam mengurangi absensi. Penggunaan jadwal yang fleksibel adalah salah satunya. Perusahaan menawarkan kepada karyawan cara mengelola kebutuhan waktu pribadi mereka sendiri dan dengan demikian mengurangi ketidakhadiran yang tidak dijadwalkan. Kebijakan-kebijakan ini memberi karyawan peluang lebih besar untuk mencapai keseimbangan antara kantor dan rumah yang bekerja untuk perusahaan.