Pendapatan permanen (permanent income) adalah pendapatan rata-rata yang orang harapkan akan berkelanjutan di masa depan. Ini mewakili jumlah maksimum yang akan dikeluarkan rumah tangga tanpa mengurangi kekayaan mereka. Fluktuasi sementara dalam pendapatan tidak banyak berpengaruh pada konsumsi.
Lebih dalam tentang “Pendapatan Permanen”
Dalam teori ekonomi, pengeluaran konsumsi dan kepemilikan uang yang diinginkan tergantung pada pendapatan permanen daripada pendapatan yang diukur. Ini dikenal sebagai hipotesis pendapatan permanen (permanent income hypothesis), yang dikembangkan oleh Milton Friedman. Dia berpendapat bahwa konsumen merencanakan konsumsi mereka dalam jangka menengah hingga panjang berdasarkan pendapatan permanen.
Dalam jangka pendek, fluktuasi pendapatan tidak mempengaruhi konsumsi. Konsumen menggunakan tabungan dan pinjaman untuk memfasilitasi konsumsi dalam menanggapi fluktuasi ini.
Pada tahap awal karier, misalnya, konsumen mungkin membelanjakan lebih dari yang mereka hasilkan (dissaving). Pada tahap karir berikutnya, ketika penghasilan mereka lebih besar, mereka mulai mengembalikan dissaving.
Karena tidak terpengaruh oleh fluktuasi sementara, konsumsi mengarah pada perilaku kontra siklus (countercyclical behaviors). Perilaku ini memodereasi [[siklus bisnis]]. Ketika pendapatan naik, perilaku konsumsi tidak berubah. Demikian juga, meskipun pendapatan sementara menurun, konsumen terus mengeluarkan uang. Itu karena ekspektasi pendapatan jangka panjang tidak berubah.
Perubahan dalam pendapatan permanen adalah salah satu yang mendasari siklus bisnis riil, di samping faktor teknologi.
Hipotesis pendapatan permanen
Hipotesis ini menyiratkan bahwa perubahan perilaku konsumsi tidak dapat diprediksi. Ini karena mereka didasarkan pada harapan individu. Ini memiliki implikasi luas mengenai [[kebijakan ekonomi]].
Di bawah teori ini, bahkan jika kebijakan ekonomi berhasil meningkatkan pendapatan dalam ekonomi, kebijakan tersebut mungkin tidak memiliki efek pengganda (multiplier effect) dari peningkatan belanja konsumen. Sebaliknya, teori tersebut memprediksi tidak akan ada peningkatan dalam pengeluaran konsumen sampai pekerja mengubah ekspektasi tentang pendapatan masa depan mereka.