Penetapan harga geografis (geographical pricing) adalah metode penetapan harga di mana [[harga]] disesuaikan dengan geografi atau lokasi di mana produk dijual. Lokasi dapat merujuk pada wilayah domestik atau melibatkan negara yang berbeda.
Misalnya, perusahaan membebankan harga yang lebih tinggi kepada [[pelanggan]] yang jauh untuk menutupi [[biaya transportasi]] yang lebih tinggi. Inilah salah satu alasan kenapa harga bensin di Jawa dan Papua berbeda. Jawa lebih murah karena selain infrastruktur yang memadai, wilayah ini juga dekat dengan fasilitas produksi, sedangkan Papua tidak.
Jenis
Ada beberapa variasi penetapan harga berdasarkan geografis, diantaranya adalah:
- [[Penetapan harga pengiriman seragam (uniform delivery pricing)]]. Perusahaan membebankan harga yang sama untuk semua pelanggan, terlepas di mana mereka berada.
- [[Free on Board (FOB) pricing]]. Dalam metode ini, biaya pengiriman dari pabrik atau gudang dibayar oleh pembeli. Kepemilikan barang ditransfer ke pembeli segera setelah meninggalkan tempat asal.
- [[Penetapan harga zona (zone pricing)]]. Harga ditetapkan berdasarkan zonasi. Semakin jauh jarak dengan pusat pengiriman, semakin mahal harga.
- [[Basing point pricing]]. Ada dua komponen pembentuk harga, yakni harga barang itu sendiri dan biaya pengiriman. Kota tertentu ditetapkan sebagai titik dasar. Besarnya biaya pengiriman tergantung pada jarak dari titik dasar.
- [[Freight-absorption pricing]]. Dalam penetapan harga ini, penjual menyerap seluruh atau sebagian biaya transportasi. Karena itu, ini berarti diskon harga bagi konsumen. Metode ini sering digunakan sebagai taktik promosi.