Pengambilalihan bermusuhan (hostile takeover) didefinisikan sebagai ketika sebuah perusahaan mengajukan penawaran pada perusahaan target, yang ditentang oleh manajemen perusahaan target. Seringkali, manajemen menyarankan pemegang sahamnya untuk tidak menjual kepada perusahaan yang mengakuisisi.
Istilah ini juga merujuk pada situasi, akuisisi jika tawaran ditempatkan untuk saham perusahaan target tanpa memberitahu manajemen dan langsung ditujukan kepada pemegang saham. Dalam hal ini, tawaran dapat dengan atau tanpa persetujuan atau negosiasi dari manajemen perusahaan target. Umumnya, akuisisi tidak bersahabat berlangsung seperti dalam definisi ini.
Pengambilalihan ini dapat dilakukan oleh perusahaan lain atau oleh raider yang dibiayai dengan baik. Jika harga yang ditawarkan cukup tinggi, pemegang saham dapat memilih untuk menerima tawaran itu bahkan jika manajemen menolak dan mengklaim bahwa perusahaan seharusnya bernilai lebih tinggi. Jika pengakuisisi menaikkan harga cukup tinggi, manajemen dapat mengubah sikapnya, mengubah pengambilalihan yang bermusuhan menjadi yang ramah.
Tujuan
Motif di balik pengambilalihan bermusuhan sama dengan akuisisi norma lainnya, kecuali satu motif tambahan, yakni sebagai cara paling efektif untuk mengganti dewan direksi atau manajemen perusahaan. Ketika suatu perusahaan beroperasi secara tidak efektif walaupun ia memiliki potensi pertumbuhan, pengakuisisi biasanya berkeinginan untuk menggantikan manajemen lama, agar perusahaan dapat mencapai pendapatan dan potensi pertumbuhan penuh, sehingga meningkatkan nilai sahamnya. Karena alasan ini, perusahaan dengan manajemen yang tidak mencari kepentingan terbaik bagi para pemegang sahamnya sering menjadi objek potensial untuk akuisisi di masa depan.
Perlawanan
Ketika manajemen menolak pengambialihan bermusuhan, mereka dapat meluncurkan sejumlah strategi perlawanan untuk menggagalkan upaya akuisisi. Diantara strateginya adalah greenmail, poison pills, scorched earth policy, dan suicide pills.