Pengangguran Keynesian adalah pengangguran yang disebabkan oleh kurangnya permintaan agregat dalam perekonomian. Kurangnya permintaan untuk barang dan jasa menyebabkan produksi dan penyerapan tenaga kerja rendah.
Kontras dengan pengangguran sisi pasokan
Pengangguran Keynesian dikontraskan dengan pengangguran klasik, di mana tingkat upah terlalu tinggi relatif terhadap produktivitas. Akibatnya, tidak terlalu menguntungkan untuk memproduksi dan menggunakan pekerja lebih banyak.
Ini juga kontras dengan pengangguran struktural, di mana penganggur tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh pemberi kerja.
Dalam kedua kasus, kebijakan yang mendorong permintaan agregat (seperti penurunan suku bunga dan pajak penghasilan) tidak efektif untuk menurunkan tingkat pengangguran. Bahkan, itu hanya akan menyebabkan inflasi.
Solusi pengangguran Keynesian
Pengangguran Keynesian dapat dikurangi dengan melonggarkan kebijakan moneter atau fiskal. Misalnya, bank sentral dapat mengadopsi kebijakan moneter ekspansif seperti menurunkan suku bunga, sedangkan pemerintah dapat menurunkan pajak. Tujuannya adalah untuk mendorong konsumsi barang dan jasa yang dibiayai melalui pinjaman dan meningkatkan pendapatan disposabel rumah tangga.
Penurunan suku bunga membuat pinjaman lebih murah. Ini mendorong orang untuk meminjam uang dari bank untuk membiayai pembelian seperti kendaraan bermotor ataupun rumah. Yang mana pada akhirnya akan menstimulus ekonomi.
Demikian juga, penurunan tarif pajak berarti rumah tangga membayar pajak lebih sedikit. Sekarang, mereka memiliki lebih banyak uang yang siap dibelanjakan (disposable income) ke barang dan jasa.
Peningkatan permintaan barang dan jasa merangsang produsen untuk menghasilkan lebih banyak output. Untuk meningkatkan produksi, mereka akan membutuhkan lebih banyak pekerja. Hasilnya penyerapan tenaga kerja lebih tinggi dan tingkat penggangguran berkurang.