Bank supervision atau pengawasan bank merujuk pada pengawasan masing-masing bank untuk memastikan bahwa mereka dioperasikan dengan hati-hati dan sesuai dengan peraturan bank yang berlaku.
Meskipun bank berhak untuk menetapkan syarat dan ketentuan untuk operasi mereka dalam lingkungan persaingan, namun pengawasan diperlukan untuk melindungi deposan dan kreditur lainnya dan sistem keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, tujuan dari pengawasan bank adalah untuk mempromosikan dan menjaga keselamatan, kesehatan, dan integritas sistem perbankan dan keuangan.
Fokus pengawasan bank
Keselamatan dan kesehatan lembaga keuangan serta kepatuhan terhadap peraturan adalah fokus utama pengawasan. Untuk mengukur keselamatan dan kesehatan bank, regulator meninjau kinerja bank berdasarkan kondisi manajemen dan keuangannya serta kepatuhannya terhadap regulasi.
Salah satu alat yang digunakan adalah peringkat CAMELS, singkatan dari:
- Capital adequacy (kecukupan modal)
- Asset quality (kualitas aset)
- Management (manajemen)
- Earnings (laba)
- Liquidity (likuiditas)
- Sensitivity to market risk (sensitivitas terhadap risiko pasar)
Regulator biasanya juga akan melakukan stress test untuk melihat apakah bank memiliki modal yang cukup untuk menyerap risiko. Dengan mewajibkan bank untuk menambah modal, stress test mengurangi ketidakpastian tentang kerugian dan memainkan peran penting dalam memulihkan kepercayaan terhadap sistem perbankan.