Pendapatan nominal (nominal income) adalah penghasilan dalam bentuk uang. Kadang ini juga disebut pendapatan uang atau dalam bahasa Inggrisnya money income.
Sedangkan, pendapatan riil adalah pendapatan dalam bentuk barang, yakni seberapa banyak uang yang kita miliki dapat membeli barang.
Contoh kasus
Misalnya, penghasilan Anda pada tahun 1990 adalah sebesar Rp2 juta dan pada tahun 2010 pendapatan Anda naik menjadi Rp4 juta. Selama periode tersebut, harga beras telah naik dari Rp2.000 per kilogram menjadi Rp10.000 per kilogram (atau naik sekitar 400%).
Dalam kasus tersebut, selama periode 1990-2010, pendapatan nominal Anda telah naik 100%, yakni dari Rp2 juta menjadi Rp4 juta. Namun, secara riil, pendapatan Anda tidak naik sebesar itu.
Asumsikan, semua pendapatan tersebut Anda gunakan untuk membeli beras. Jika pada tahun 1990 kita dapat membeli sebanyak 1.000 kilogram beras (2 juta/2.000), maka pada tahun 2010 dengan uang sebesar Rp4 juta, Anda hanya dapat membeli sebanyak 400 kilogram beras (4 juta/10.000). Ini berarti, pendapatan riil Anda sebenarnya berkurang karena walau jumlah uang yang Anda miliki bertambah, uang tersebut hanya dapat membeli lebih sedikit beras. Situasi ini terjadi karena kenaikan harga (naik 400%) lebih tinggi daripada kenaikan pendapatan (100%).
Kenaikan harga akan menjadi inflasi jika terjadi pada sejumlah besar barang dalam perekonomian. Inflasi tidak merujuk pada kenaikan satu atau dua barang saja.