Resesi pertumbuhan (growth recession) adalah kondisi sebuah perekonomian ketika pertumbuhannya terlalu rendah dan dan tidak cukup besar untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja. Ini terjadi secara berkepanjangan.
Deskripsi tentang “Resesi Pertumbuhan”
Resesi pertumbuhan berbeda dengan resesi ekonomi. Yang pertama terjadi ketika pertumbuhan PDB riil terlalu rendah, beberapa ekonom mengatakan sekitar 0-2%. Sedangkan, resesi terjadi jika pertumbuhan PDB riil negatif dalam dua kuartal berturu-turut.
Istilah ini pertama kali muncul dari ekonom Solomon Fabricant dari New York University. Ia menggambarkan resesi pertumbuhan sebagai kondisi ekonomi yang tumbuh terlalu lambat sehingga lebih banyak pekerjaan yang hilang daripada yang ditambahkan. Pendapatan beberapa orang turun dan ini menciptakan kondisi yang terasa mirip dengan resesi.
Dampak
Resesi pertumbuhan sering dikaitkan dengan inflasi rendah. Ekonomi tumbuh lebih lambat daripada tingkat pertumbuhan potensialnya. Banyak orang kehilangan pekerjaan. Akibatnya, mereka mengurangi pengeluaran diskresioner. Permintaan yang rendah berakibat pada inflasi yang tetap rendah.
Namun, bagi orang-orang yang beruntung memiliki pekerjaan, situasi ini menguntungkan bagi mereka. Inflasi rendah membuat daya beli mereka meningkat. Bagi bank, kurangnya tekanan inflasi berarti bank sentral cenderung mempertahankan suku bunga rendah.
Resesi pertumbuhan mungkin tidak mendapatkan perhatian media yang sama besarnya dengan resesi, meski ini memiliki berbagai implikasi. Pertumbuhan yang terlalu lambat tidak dapat menciptakan lapangan kerja baru yang cukup bagi orang-orang baru yang memasuki angkatan kerja. Mereka adalah orang-orang yang baru saja menyelesaikan sekolah atau pendidikan tinggi dan mulai mencari pekerjaan penuh waktu pertama mereka. Atau, mereka yang sebelumnya tidak aktif mencari pekerjaan (misalnya karena liburan), kembali aktif mencari pekerjaan. Di negara maju, beban bertambah karena adanya gelombang imigrasi.
Dalam pertumbuhan ekonomi begitu lambat, upah mungkin tidak naik banyak. Sejalan dengan konsep penawaran dan permintaan, begitu banyak orang bersaing untuk mendapatkan pekerjaan (penawaran tinggi) membuat upah sulit untuk naik.